Manusia hanya sekadar tahu kata ‘lingkungan’, namun belum memahami makna seutuhnya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. Lingkungan juga perlu diperhatikan dan dirawat supaya seimbang, sehingga kita bisa kembali hidup berdampingan dengan lingkungan dengan adil.
TOKOH INSPIRATIF – Lingkungan, sebuah kata yang terdengar familiar bagi umat manusia namun hanya segelintir saja yang memahami arti sebenarnya dari kata sederhana ini. Ketika kita menulis slogan atau berkampanye dengan tema bumi, pasti kata-kata yang kita gunakan tidak jauh dari kata ‘lingkungan’.
Sebenarnya, apa itu lingkungan? Dan apa gunanya kita merawat lingkungan?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, terdapat berbagai sudut pandang dalam penafsiran kata lingkungan. Akan tetapi semuanya memiliki satu kesimpulan dan arti yang sama yaitu sebuah keadaan atau kondisi di sekitar kita yang mempengaruhi organisme-organisme hidup.
Bagaimana bisa lingkungan mempengaruhi keseharian kita? Lingkungan bahkan hanyalah suatu kondisi yang tidak bisa hidup dan bergerak, lalu bagaimana dia bisa berperan besar dalam kehidupan organisme?
Kita hidup berdampingan bersama dengan lingkungan. Sebuah ekosistem yang tidak dapat terputus hanya untuk membantu dan menopang organisme untuk tetap bertahan hidup. Tanpa campur tangan lingkungan, mungkin saja kita tidak akan menjadi organisme hidup yang dikenal dengan sebutan manusia – berjalan dengan kaki dan memiliki tangan, serta memiliki kemampuan berpikir.
Pertama, kita memiliki bentuk seperti sekarang ini yang juga merupakan pengaruh dari lingkungan. Lingkungan yang keras membuat organisme beradaptasi sebagai bentuk pertahanan diri.
Jika kita tinggal di lingkungan perairan, mungkin saja kita akan menjadi organisme bersirip dan memiliki insang yang akan membantu bertahan hidup di dalam air. Sementara jika kita tinggal di pegunungan, kita memiliki bulu dan lapisan lemak yang tebal supaya kita dapat bertahan dalam cuaca dingin.
Kedua, lingkungan menyediakan segala kebutuhan kita untuk bertahan hidup. Makanan, udara, air, tanah, dan api. Tanpa makanan, tubuh kita tidak akan bisa berkembang. Kita membutuhkan udara untuk bernapas. Air dan api merupakan sumber kehidupan kita.
Ketiga, lingkungan yang membentuk pola pikir kita. Lingkungan pula yang mengasuh kita sehingga menjadi seorang individu yang akan berguna bagi kemajuan umat manusia dan lingkungan itu sendiri.
Namun biasanya, manusia menjadi seperti kacang yang lupa pada kulitnya. Banyak sekali manusia yang melakukan perusakan terhadap lingkungan, yang mana telah memberikan segalanya untuk membantu organisme bertahan hidup.
Manusia menciptakan barang-barang dari bahan kimia yang mempermudah kehidupan mereka, namun tidak memikirkan dampaknya terhadap lingkungan. Contohnya, seperti plastik yang kini sudah nyaris menghancurkan ekosistem bumi.
Penemuan plastik memang sangat membantu manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari, bahkan kita hampir tidak bisa sedetik-pun hidup tanpa plastik. Namun saat ini, Bumi telah mengalami beban akibat sampah plastik yang menumpuk hampir di semua di belahan dunia.
Dilansir dari Japan Today pada 24 Februari 2022, Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) melaporkan bahwa jumlah sampah plastik meningkat menjadi 353 juta ton pada tahun 2021.
Sembilan persen berhasil didaur ulang, lima puluh persen berakhir di tempat pembuangan sampah, sementara dua puluh dua persen sisanya dibakar di tempat terbuka, atau bocor ke lingkungan.
Asap hasil pembakaran plastik yang terlepas ke udara dapat menyebabkan penyakit kanker, dikarenakan terdapat bahan kimia berbahaya yang terkandung di dalam plastik. Selain itu, udara di sekitar kita juga menjadi kotor dan berbau tidak sedap.
Plastik-plastik yang lepas ke laut menyakiti ekosistem laut, membunuh biota laut yang mengira plastik adalah ubur-ubur yang merupakan makanan mereka. Plastik yang terkubur di tanah tidak akan pernah terurai, bahan kimia yang terkandung di dalamnya akan merusak kualitas tanah.
Namun plastik hanyalah salah satu permasalahan yang menyebabkan lingkungan menjadi rusak. Belum lagi pembuatan sumur bor, efek rumah kaca, serta pencemaran-pencemaran lainnya.
Manusia hanya sekadar tahu kata ‘lingkungan’, namun belum memahami makna seutuhnya dalam menjaga dan melestarikan lingkungan. Lingkungan juga perlu diperhatikan dan dirawat supaya seimbang, sehingga kita bisa kembali hidup berdampingan dengan lingkungan dengan adil.
Setiap organisme pasti saling berhubungan timbal balik dengan lingkungan. Jika kita memperlakukan lingkungan dengan baik, lingkungan akan dapat memberikan hasil maksimal dalam menopang kebutuhan hidup kita.***
Penulis: Aqila Shauma Nadya, Peserta Green Leaders Indonesia Batch 2