Cabai pelangi memiliki ukuran yang pendek, dapat ditanam di dalam pot, menarik untuk dilihat serta bisa dikonsumsi jika buahnya sudah tua.

Warna cabai umumnya adalah merah pada saat tua dan hijau ketika masih muda. Tapi di tangan terampil seorang profesor agronomi dan holtikultura Institut Pertanian Bogor (IPB) tanaman perdu yang memiliki rasa pedas ini tumbuh dengan warna yang tidak biasa.

Cabai yang bisa ditanam di pot ini buahnya memiliki warna yang berbeda-beda, sehingga terlihat cantik bak pelangi. Tak salah bila orang-orang menamainya Cabai Pelangi.

Selain cantik, cabai ini juga cocok menjadi tanaman hias dan bisa dikonsumsi dengan tingkat kepedasan di atas cabai pada umumnya.

Cabai pelangi adalah hasil temuan dari Prof. Dr Muhammad Syukur, M.Si., Guru Besar  Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB. Dinukil dari laman IPB, ada lima keunggulan cabai pelangi, yakni mudah ditanam, tidak memerlukan sinar matahari langsung, bisa ditanam pada suhu ruangan berbeda dan aman dipindah-pindahkan ke tempat yang berbeda suhunya, bisa dipanen tiga hingga enam bulan, serta memiliki tingkat kepedasan antara 1000-1600 ppm.

Prof. Syukur telah melakukan penelitian ini sejak 2003. Hingga tahun 2012, sebanyak 18 varietas mendapat sertifikat dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PPVTPP) dan/atau telah dilepas oleh Menteri Pertanian RI. Sedangkan, beberapa varietas cabai unggul yang pernah dirakit diantaranya Cabai IPB CH3, Pesona IPB dan cabai pelangi.

“Komoditas yang utama ada cabai, tomat, kacang panjang, okra, kemudian terong. Saya merakit cabai sejak 2003. Awalnya adalah cabai besar untuk keperluan industri kemudian cabai keriting, cabai rawit, dan terakhir cabai hias,” ujar Prof Syukur.

Cabai IPB CH3 dan Pesona IPB diluncurkan oleh Rektor IPB dan Menteri Pertanian RI pada Oktober 2010. Keunggulan cabai IPB CH3 adalah produktivitas tinggi , umur panen lebih cepat, dengan tingkat kepedasan 2-3 kali dari cabai biasa. “Sangat cocok untuk industri saos,” katanya

Sedangkan cabai pesona IPB mempunyai keunggulan produktivitas tinggi ukuran buah panjang dengan kepedasan sangat tinggi. Tingkat kepedasannya sepuluh kali dari cabai biasa. Benih IPB CH3 dan Pesona IPB diperbanyak dan dikomersialkan oleh Darmaga Seed IPB.

Sedangkan cabai pelangi yang memiliki fungsi yang unik. Selain cabai hias juga dapat dikonsumsi serta dapat menjadi solusi dalam fluktuasi harga cabai.

“Saya melihat bahwa fluktuasi harga cabai itu lebih disebabkan oleh suplay dan demand,” ujarnya.

Dia menjelaskan, fluktuasi harga cabai itu sebetulnya adalah karena rumah tangga. Menurut Syukur, selama ini untuk kebutuhan industri hanya mengambil 30 persen dari total produksi, sisanya adalah rumah tangga.

“Nah kalau kita ingin mengatasi fluktuasi harga cabai, maka rumah tangga harus mandiri pangan. Jadi kalau rumah tangga bisa menanam lima sampai sepuluh pot secara periodik maka dalam setahun mereka tidak perlu lagi membeli cabai,” urainya.

Agar rumah tangga tertarik menanam cabai, maka Prof Syukur pun berinisiatif  membuat cabai hias. Cabai pelangi ini memiliki ukuran yang pendek, dapat ditanam di dalam pot, menarik untuk dilihat serta bisa dikonsumsi jika buahnya sudah tua.

Warna pelangi merupakan daya tarik tersendiri dari cabai ini. Fase pertumbuhan buah dari tanaman cabai ini akan menyebabkan ekspresi warna yang berbeda. Mulai dari warna ungu, lalu keluar warna hijau dan merah, dari warna kuning, keluar warna ungu, keluar warna orange atau putih dan terakhir merah.

Untuk mendapatkan bibit cabai pelangi, bisa dibeli langsung di IPB atau di beberapa gerai online yang telah banyak menjualnya. Tertarik menanam cabai pelangi? #