Dariyanto, petani dari Desa Patihan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, ini membuat inovasi pupuk organik dari limbah bawang merah, buah-buahan serta sayuran lantaran harga pupuk yang kian mahal. Tak disangka, pupuk organik yang diberi nama Poca Bm ini bisa meningkatkan produksi tanaman dan ramai diminati oleh petani lain.

TOKOH INSPIRATIF – Prihatin dengan mahal dan langkanya pupuk kimia, Dariyanto, seorang petani warga Desa Patihan, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, menciptakan pupuk organik dari limbah bawang merah dan limbah buah-buahan serta sayuran.

Inovasi itu muncul setelah melihat limbah-limbah tersebut banyak dijumpai di sekitar rumahnya. Pupuk organik dengan nama Poca Bm ini mampu meningkatkan volume panen tanaman padi.

Dariyanto belajar membuat pupuk organik tersebut secara otodidak, setelah mengetahui banyak limbah bawang merah atau bawang merah yang busuk akibat gagal panen.

Selain bawang merah sebagai bahan utama pembuatan pupuk, ada bahan bahan lain sebagai penunjang, yakni rebung, lidah buaya, bonggol pisang, air kelapa, kecambah, dan aneka sayur-sayuran.

Selain itu, Dariyanto juga mencampurkan bahan lain sebagai sumber enzyme, yaitu buah pisang, buah nanas, daun dan buah pepaya muda, dan buah alpukat.

Cara membuat Poca Bm

Untuk membuat pupuk organik Poca Bm, semua bahan tersebut ditumbuk dan diblender untuk kemudian dicampur dan disiram dengan air leri, air kelapa, air nanas dan garam yang kemudian dimasukkan drum, lalu difermentasi sekitar 14 hari hingga 21 hari tanpa campuran bahan kimia sama sekali.

Setelah difermentasi selama 14 sampai 21 hari, campuran bahan tersebut menjadi cair, dan siap dijadikan pupuk tanaman padi dan semua jenis tanaman.

Darianto mengatakan, tanaman memerlukan nutrisi untuk pertumbuhan, dan itu bisa dicukupi oleh pupuk organik Poca Bm yang dibuatnya.

Menurutnya, dengan mengeluarkan Rp 200.000 untuk membeli pupuk Poca Bm ini, petani bisa menghasilkan panen padi sebanyak 10 hingga 11 ton dalam satu kali panen per hektare.

“Dengan penggunaan pupuk Poca BM ini, para petani mampu menghemat sekitar Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta dalam satu hektare. Dengan memakai pupuk kimia dalam 1 hektarenya, tanaman padi hanya mampu panen 8 ton, dengan biaya sekitar Rp 2 juta lebih untuk membeli pupuk kimia. Jadi selain lebih hemat hasil panen tanaman padi juga meningkat dengan penggunaan pupuk organik Poca Bm ini, ” jelas Dariyanto, pembuat pupuk organik Poca Bm.

Salah satu petani yang sudah merasakan manfaat pupuk Poca Bm, Pujiono mengaku, dengan menggunakan pupuk organik Poca Bm, dia mampu menghemat biaya operasional.

Dalam sekali panen ia butuh dana sekitar Rp 1 juta untuk beli pupuk kimia, dengan luas lahan sekitar 500 meter. Namun dengan Poca Bm ia hanya butuh uang Rp 200.000 saja hingga panen.

“Yang jelas dengan menggunakan pupuk organik Poca Bm lebih hemat. Dengan Rp 200.000 tanaman padi saya sudah panen dengan hasil yang baik. Karena saya biasanya mengeluarkan biaya Rp 1 juta untuk membeli pupuk kimia, dan itu pun kita kesulitan mendapatkan pupuk kimia,” kata Pujiono.

Untuk promosi dan pemasaran pupuk Poca Bm ini, Dariyanto tidak mematok harga. Bahkan bagi petani yang membutuhkan bisa mengambil secara gratis atau membayar dengan seikhlasnya.

Petani berharap, dengan adanya inovasi pupuk organik dari limbah bawang merah ini, bisa mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Nganjuk, terutama dinas pertanian. Karena dalam pengembangannya membutuhkan modal dan tempat usaha tani.***

Sumber: beritasatu.com