Aktivis yang tergabung dalam Orang Muda untuk Lingkungan Hidup (KOMUNAL) bersama WALHI menggelar aksi di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (4/6/2023). Foto: Liputan6.com/Angga Yuniar

Demokrasi dapat berperan penting dalam mengatasi krisis iklim dengan mengedepankan partisipasi publik, transparansi, dan akuntabilitas dalam proses pengambilan keputusan.

TOKOH INSPIRATIF – Krisis iklim merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh umat manusia pada abad ke-21. Perubahan iklim yang cepat dan berbahaya mengancam planet kita dan keberlangsungan hidup generasi mendatang.

Di sisi lain, demokrasi sebagai sistem pemerintahan memberikan potensi untuk mencari solusi dan menghadapi krisis ini dengan cara yang adil, inklusif, dan berkelanjutan.

Artikel ini akan membahas bagaimana demokrasi dapat berperan penting dalam mengatasi krisis iklim dengan mengedepankan partisipasi publik, transparansi, dan akuntabilitas dalam proses pengambilan keputusan.

Krisis Iklim: Tantangan Global yang Memerlukan Aksi Segera

Subur Pujiono

Kita telah menyaksikan dampak dramatis perubahan iklim di berbagai penjuru dunia. Peningkatan suhu rata-rata global, pencairan es di kutub, tingginya tingkat polusi udara, dan bencana alam yang semakin sering terjadi merupakan beberapa contoh nyata dari krisis iklim yang sedang berlangsung.

Dampak-dampak ini berdampak negatif pada ekosistem, ekonomi, dan kesehatan manusia, serta mengancam keberlangsungan hidup spesies lain di Bumi.

Dengan menyadari eskalasi krisis ini, sangatlah penting bagi kita untuk bertindak secara kolektif dan menghadapinya sejak dini.

Demokrasi: Landasan Partisipasi Publik dan Pengambilan Keputusan Kolaboratif

Demokrasi, sebagai sistem pemerintahan yang berfokus pada partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan, dapat berperan krusial dalam menghadapi krisis iklim.

Prinsip-prinsip demokrasi seperti transparansi, kebebasan berpendapat, dan hak untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan publik menjadi alat yang kuat dalam mencari solusi berkelanjutan terhadap masalah perubahan iklim.

Melibatkan masyarakat secara langsung dalam kebijakan lingkungan dan energi akan menciptakan ruang bagi ide-ide inovatif, menyediakan wawasan baru, dan mendapatkan dukungan luas untuk tindakan kolektif.

Partisipasi Publik dalam Perumusan Kebijakan Lingkungan

Mendukung partisipasi publik dalam perumusan kebijakan lingkungan memainkan peran kunci dalam meningkatkan respons terhadap krisis iklim.

Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta harus memastikan bahwa masyarakat memiliki akses informasi yang jelas dan mudah dipahami tentang masalah lingkungan.

Ini dapat mencakup informasi tentang sumber daya alam yang digunakan, jejak karbon, dan dampak lingkungan dari berbagai kegiatan manusia.

Dalam lingkup demokrasi, masyarakat harus didorong untuk berpartisipasi dalam konsultasi publik, dialog, dan forum terbuka untuk mengungkapkan pandangan dan keprihatinan mereka tentang kebijakan lingkungan yang diusulkan.

Hal ini akan memastikan bahwa kebijakan yang diambil mencerminkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat secara keseluruhan. Misalnya, ketika merencanakan proyek energi terbarukan atau pengembangan infrastruktur hijau, partisipasi publik yang inklusif akan memungkinkan pihak yang terlibat untuk merancang solusi yang sesuai dengan konteks lokal dan mengurangi potensi konflik.

Transparansi dan Akuntabilitas Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam

Salah satu aspek penting dari demokrasi adalah transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya alam. Ketika sumber daya alam dieksploitasi secara berlebihan atau tidak efisien, dampaknya terhadap lingkungan menjadi tidak terkendali.

Masyarakat harus diberdayakan untuk memantau dan menyampaikan pelanggaran terhadap kebijakan lingkungan dan melibatkan diri dalam proses pengawasan.

Penggunaan teknologi digital dapat mendukung transparansi dan partisipasi publik. Misalnya, platform online dapat digunakan untuk mengumpulkan umpan balik masyarakat tentang dampak proyek lingkungan yang diusulkan atau untuk melaporkan pelanggaran terhadap kebijakan lingkungan.

Transparansi data juga harus diwujudkan dalam publikasi informasi terkait emisi, kualitas udara, dan kualitas air, sehingga masyarakat dapat memahami dampak nyata dari perubahan iklim dan berpartisipasi dalam mencari solusi.

Pendidikan dan Kesadaran Lingkungan untuk Meningkatkan Partisipasi Publik

Subur Pujiono

Pendidikan dan kesadaran lingkungan memainkan peran penting dalam meningkatkan partisipasi publik dalam mengatasi krisis iklim.

Pendidikan lingkungan sejak dini di sekolah-sekolah akan membentuk generasi yang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Sementara itu, kampanye kesadaran publik tentang perubahan iklim dan tindakan yang dapat dilakukan oleh setiap individu akan memotivasi orang untuk berkontribusi dalam solusi global.

Kolaborasi Global untuk Mengatasi Tantangan Iklim

Tantangan iklim bersifat lintas batas, dan solusinya juga harus bersifat global. Negara-negara dan pemangku kepentingan harus bekerja sama dalam merumuskan kebijakan dan strategi yang efektif untuk mengurangi emisi, mengamankan energi terbarukan, dan melindungi lingkungan alam. Forum internasional dan perjanjian seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (UNFCCC) dan Konferensi PBB tentang Lingkungan Manusia (UNCED) harus diperkuat dan diberdayakan untuk mencapai tujuan bersama.

Kesimpulan

Demokrasi memainkan peran kunci dalam menghadapi krisis iklim dengan mengedepankan partisipasi publik, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengambilan keputusan.

Melibatkan masyarakat dalam perumusan kebijakan lingkungan dan memberdayakan mereka untuk memantau pengelolaan sumber daya alam adalah langkah penting untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan.

Dalam menghadapi tantangan global ini, kolaborasi global adalah kunci, di mana negara-negara dan pemangku kepentingan bekerja bersama menuju dunia yang lebih hijau, berkelanjutan, dan lebih baik untuk generasi mendatang.*

*Penulis: Subur Pujiono, pemuda asli Purworejo, Jawa Tengah, Alumni Green Leaders Indonesia Batch 1

*Saat ini Subur Pujiono sedang menjadi Panitia Pemilihan Kecamatan, mengurusi kepemiluan tingkat kecamatan. Subur berharap masyarakat tergerak untuk menyalurkan hak suara di 14 Februari 2024 mendatang.