Dra. Renny Risdawati, M.Si.

Dosen Biologi Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan PGRI Sumatera Barat

Dedikasi Seorang Peneliti

Sebuah ikan langka diberi nama ilmiah Schismatogobius risdawatiae yang diambil dari nama belakang Dra. Renny Risdawati, dosen biologi di Sekolah Tinggi Ilmu Perikanan PGRI Sumatera Barat. Nama tersebut diberikan untuk menghargai dedikasi Renny selama berlangsungnya riset terhadap ikan tersebut.

Nama peneliti Indonesia kembali diabadikan dalam penamaan spesies baru ikan dari keluarga Gobiidae. Kali ini, ikan air tawar yang ditemukan di sekitar air terjun Lubuk Hitam, Kecamatan Teluk Bungus, Padang, diberi nama ilmiah Schismatogobius risdawatiae. Sebuah nama yang berasal dari nama belakang dosen biologi di Sekolah Tinggi Ilmu Perikanan PGRI Sumatera Barat, Dra. Renny Risdawati.

 

Dalam jurnal ilmiah yang dipublikasikan Cybium: International Journal of Ichtyology, penyematan nama risdawatiae di belakang genus dari Schismatogobius diberikan para peneliti untuk dedikasi Renny selama riset berlangsung.

“Nama latinnya Schismatogobius risdawatiae, jenis ikan baru dari mungkuih yang biasa ditangkap di daerah sungai berair jernih,” kata Renny di Padang, dilansir dari antaranews.

Renny mengatakan, saat ditemukan, ikan-ikan langka itu tidak langsung dapat diberikan nama. Mereka harus diidentifikasi secara morfometrik, meritik dan dilakukan identifikasi DNA. Tujuannya untuk mengetahui taksonomi secara molekuler dengan menggunakan potongan daging ikan yang dianalisis dengan Cytocrom Oksidasi 1 (CO I ) sehingga diketahui urutan DNA-nya.

“Setelah diketahui urutan DNA, selanjutnya kami membandingkan sampel molekulernya dengan sampel spesies yang ada melalui National Center for Biotechnology Information (NCBI). Ternyata, ikan mungkuih belum terdata dalam database NCBI. Secara sederhana NCBI ini seperti database genetik,” tutur Renny.

Pada saat pencocokan tersebut, spesies ini memiliki perbedaan dengan jenis spesies Schismatogobius lainnya, semisal Schismatogobius saurii yang banyak ditemukan di Filipina dan Pesisir Selatan Indonesia.

Beberapa ciri yang menonjol seperti panjang ikan antara 25 hingga 31 milimeter, dengan badan licin berbentuk slinder, dan terdapat corak lingkaran di tengah badan kombinasi hitam, kuning. Kemudian mulut bulat dengan bibir lebih menonjol ke depan.

Ikan ini berhabitat di dalam air dengan aliran sedikit deras, dan bergerak di bawah air bagian bebatuan dan pasir.

Karena berbagai perbedaan tersebut, sebuah institut di Prancis “Institut de Recherche pour le Development” (IRD) yang mengesahkan nama spesies ikan mungkuih baru tersebut sesuai dengan nama dosen Kopertis tersebut di belakangnya setelah nama genus.

Identifikasi dan penemuan ini merupakan bagian dari proyek penelitian yang dilakukan peneliti kelas dunia seperti dari Museum national d’histoire naturelle Prancis, Institut de Recherche pour le Development (IRD) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk mengidentifikasi spesies jenis baru dari Schismatogobius dari famili Gobiidae di Indonesia.

Hasil penelitian ini sendiri telah dipublikasikan dalam jurnal internasional Cybium pada 2017 yang authornya terdiri atas Philippe Keith, Clara Lord, Hadi Darhuddin, Gino Limmon, Tedjo Sukmono, Renny Hadiati, dan Nicolas Hubert.

Adapun ikan jenis Schismatogobius risdawatiae ini baru ditemukan tersebar di Padang dan dari penelitian yang dilakukan belum ditemukan di daerah lain untuk skala sundaland yang terdiri atas Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya. Sedangkan untuk ikan mungkuih sendiri banyak ditemukan di sungai jernih beraliran deras, seperti di Pesisir Selatan.

Renny mengatakan, kemungkinan masih akan ada penemuan spesies baru di tempat lain di Indonesia. Mengingat, dalam susunan taksonomi, kelas vertebrata seperti reptil, amfibi dan ikan belum stabil. Artinya, dalam setiap tahun ada potensi besar untuk penemuan jenis baru.

“Penemuan oleh peneliti ini membuktikan peluang ditemukan spesies baru jenis ikan di Indonesia masih cukup besar,” ujarnya.

Hal lain yang penting yang perlu diyakini dari penelitian ini adalah meski sepintas terlihat sama, namun belum tentu spesiesnya sama. “Untuk zaman sekarang harus dibuktikan dengan DNA yang sama pula,” jelas Renny.

Jika mengingat ke belakang, ada sejumlah nama asli Indonesia yang bertengger di belakang nama genus spesies baru itu. Sebut saja, jenis ular yang ditemukan di wilayah Takengon, Aceh.

Ular yang mirip dengan ular welang atau Bungarus candidus itu nyatanya spesies baru. Para peneliti yang dipimpin Amir Hamidy, ahli herpetolog dari LIPI memberikan nama ular tersebut Lycodon sidiki, yang mana Lycodon diambil dari genusnya dan sidiki dari nama ahli herpetologi senior LIPI, Irvan Sidik.

Adapun spesies baru ikan karang yang cantik diberi nama Paracheilinus rennyae sebagai penghargaan kepada ahli ikan LIPI Renny Hadiaty pada 2013. Ikan wrasse yang cantik ini ditemukan di perairan Nusa Tenggara Timur, menambah nilai konservasi kepada Taman Nasional Komodo dan terumbu karang di perairan wilayah Flores barat daya.

Nama rennyae sebagai pengakuan atas kontribusi ilmiah ahli ikan Renny Kurnia Hadiaty dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Cibinong, Jawa Barat. Deskripsi spesies baru tersebut dipublikasikan dalam edisi akhir tahun jurnal Aqua, International Journal of Ichthyology.

Lebih lanjut, akhir Desember 2017, Presiden Joko Widodo memberikan izin penggunaan nama ibu negara, Iriana Widodo untuk nama spesies burung baru yang ditemukan di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). Burung cantik tersebut diberi nama Myzomela irianawidodoae dan resmi dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Treubia Volume 44, edisi Desember 2017.

Selain yang disebutkan di atas, masih banyak nama peneliti atau tokoh nasional yang mendapat kesempatan menjadi nama spesies baru di Indonesia. Misalnya cicak batu di Belitung; Cnemaspis purnamai (Basuki T. Purnama),tarsius di Sulawesi; Tarsius supriatnai (Jatna Supriatna), dan ikan flash di perairan Flores; Paracheilinus rennyae (Renny K. Hadiaty).

Mengenai penamaan terhadap spesies baru, Hari Sutrisno Kepala Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, sebagaimana dikutip dari BBC Indonesia mengatakan, pemberian nama merupakan hak prerogatif penemunya dan kebanyakan dari mereka menentukan temuannya atas dasar pertimbangan subjektif.

“Misalnya, dari asal usulnya spesies itu. Ada orangutan Pongo tapanuliensis, karena itu nama uniknya adalah asalnya Tapanuli. Kemudian, ada yang diberikan kepada seseorang, didedikasikan, misalnya kepada Ibu Jokowi karena dianggap orang yang peduli terhadap konservasi burung,” imbuhnya.

Bahkan, terang Hari, ada beberapa orang yang memberikan nama spesies baru kepada istri, teman, atau orang yang dianggap berjasa terhadap penelitiannya.

***

Renny Risdawati lahir di Padang Panjang, Sumatera Barat, dan genap berusia 52 tahun pada 16 September mendatang. Lahir dari keluarga cukup berada, sulung dari enam bersaudara ini bercita-cita menjadi dokter saat belia. Renny ingin mengikuti jejak dari kakanda sang ayah yang berprofesi dokter.

Orangtuanya, Masri Sy dan alm. Hida, adalah pasangan ideal dalam mendidik keenam anaknya. Sang ayah, Masri, adalah sosok tegas dan penuh disiplin. Sedangkan ibunda yang berprofesi sebagai guru selalu bisa merangkul anak-anaknya dengan kelembutan dan kasih sayang.

 “Karakter saya terbentuk karena ayah yang sangat keras dan ibu yang lembut,” kenang Renny saat berbincang dengan redaksi rokohinspiratif.id.

Budaya literasi sudah ditanamkan kepada Renny dan adik-adiknya sejak kanak-kanak. Berbagai buku bacaan dari yang berat sampai yang ringan, hingga koran dan majalah menjadi menu bacaan mereka setiap hari. Diskusi tentang tema headline koran, terutama seputar isu politik, bukan hal asing bagi keluarga hangat ini. Maklum, dulu sang ayah pernah kuliah di jurusan sosial politik di sebuah univeritas ternama di provinsi tersebut, walaupun pada akhirnya berkarir di dinas pertanian.

Urusan berorganisasi, pasangan orang tua ini cukup antusias mendorong anak-anaknya ikut serta dalam berbagai kegiatan ekstra dan intra sekolah. Kegiatan Pramuka, misalnya, saat masih duduk di bangku sekolah dasar, Renny dan adiknya terpilih mewakili sekolah untuk acara Jambore Nasional di Cibubur tahun 1981.

Masuk bangku SMP dan SMA, Renny aktif di organisasi siswa intrasekolah (Osis). Meskipun sibuk berorganisasi, namun tak mengurangi prestasi akademiknya. Bahkan, Renny terpilih menjadi siswa teladan tingkat SMA di kota Padang Panjang pada 1985.

Otak encer Renny membuatnya tak sulit mendapatkan kampus favorit untuk melanjutkan kuliah. Ia diterima kuliah di kampus IKIP Padang. Sibuk dengan berbagai tugas kampus, Renny masih menyempatkan diri untuk aktif sebagai bendahara di himpunan mahasiswa Biologi dan bendahara Badan Eksekutif Mahasiswa.

Selalu aktif dan tak bisa diam menjadi ‘trade mark’ dara satu ini. Di luar kampus. Dia aktif sebagai pengurus KNPI Tingkat 1 Sumatera Barat dan wakil ketua gerakan mahasiswa Kosgoro Sumbar.

“Kegiatan sebagai aktifis di waktu muda yang membuat kita gigih dalam mencapai sesuatu yang diinginkan,” Renny beralasan.

Waktu berjalan, kini Renny menjalani profesi sebagai dosen Prodi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumbar. Renny saat ini juga sedang menyelesaikan pendidikan doktoralnya di jurusan Biologi Universitas Andalas dengan promotor Prof. Dahelmi, co promotor Dr. Jabang Nurdin dan Prof .Hafrijal Syandri.

Sibuk mengajar, melakukan berbagai penelitian, tentu banyak menyita waktu. Namun, berkat motivasi dan dorongan suami tercinta, Ridonald,SE. M.Si., semua bisa berjalan dengan lancar tanpa kendala. “Tanpa dukungan moril dan materil dari suami, saya tidak bisa seperti sekarang,” ucapnya.

Satu pesan khusus Renny kepada generasi milenial: terus bersemangat menjalani masa muda dengan karya dan prestasi. Karena baginya, bahwa hidup adalah perjuangan. Tak ada yang instan di dunia ini.

“Apa yang ditanam itulah yang akan dituai,” Renny yang sebemtar lagi akan menyandang gelar Doktor ini memungkasi. #

Riwayat Hidup

Nama Lengkap                      : Dra. Hj. Renny Risdawati, M.Si

Tempat/ Tanggal Lahir       : Padang Panjang/16 September 1967

Email                                       : rennyrisdawati@yahoo.co.id

Alamat Kantor                       : Jl. Gunung Pangilun Padang, Sumatera Barat

Riwayat Pendidikan

S-1, IKIP Padang, Pendidikan Biologi

S-2, Universitas Andalas, Biologi

S-3, Universitas Andalas, Biologi