Menulis dengan tangan sejak dini disinyalir memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah dapat membantu meningkatkan daya ingat.

TOKOHINSPIRATIF – Di era digital seperti sekarang, sangat jarang dijumpai anak yang telaten menulis dengan tangan. Mereka lebih terbiasa mengetik tulisan pada tuts laptop atau keyboard. Selain lebih praktis, saat ini hampir semua dokumen dibuat dalam bentuk soft copy.

Namun ternyata, menulis dengan tangan masih ada penggemar tersendiri. Bahkan, menulis dengan tangan bisa dijadikan sebuah terapi untuk menyeimbangkan orak kiri dan kanan. Dan kabar baiknya, membiasakan menulis dengan tangan sejak dini dapat membantu meningkatkan daya ingat.

Ini berdasarkakn hasil penelitian terbaru Johns Hopkins University (JHU) yang dipublikasikan di jurnal Psychological Science menunjukkan bahwa latihan menulis tangan memiliki manfaat yang luar biasa untuk otak dan daya ingat anak.

Menulis tangan menurut jurnal tersebut mampu menyempurnakan keterampilan motorik halus dan menciptakan pengalaman motorik-perseptual yang membantu untuk mempelajari keterampilan terkait literasi secara umum lebih cepat. Keterampilan ini jauh lebih baik daripada jika mereka mencoba mempelajari materi yang sama dengan mengetik pada keyboard atau menonton video.

Sementara itu, Profesor Audrey van der Meer dari departemen psikologi Norwegian University of Science and Technology  (NTNU) meyakini bahwa pedoman nasional harus diberlakukan untuk memastikan bahwa anak-anak menerima, setidaknya, pelatihan tulisan tangan. Ini penting untuk mengatasi kesuitan anak dalam menghapal materi pelajaran sekolah.

Dalam beberapa kali penelitiannya ditemukan bahwa bahwa anak-anak, termasuk juga orang dewasa, bisa lebih banyak mengingat jika menulis dengan tangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa otak pada orang dewasa muda dan anak-anak jauh lebih aktif saat menulis dengan tangan daripada saat mengetik di keyboard.

“Penggunaan pena dan kertas memberi otak lebih banyak ‘kait’ untuk menggantung ingatan Anda. Menulis dengan tangan menciptakan lebih banyak aktivitas di bagian sensorimotor otak. Banyak indra diaktifkan dengan menekan pena di atas kertas, melihat huruf yang Anda tulis dan mendengar suara yang Anda buat saat menulis,” jelas Van der Meer seperti dikutip dari Times of India.

“Pengalaman sensorik ini menciptakan kontak antara berbagai bagian otak dan membuka otak untuk belajar. Kami berdua belajar lebih baik dan mengingat dengan lebih baik,” tambahnya.

Dia percaya bahwa studinya menekankan pentingnya anak-anak ditantang untuk menggambar dan menulis sejak usia dini, terutama di sekolah. Mengingat realitas digital saat ini adalah bahwa mengetik, mengetuk, dan menggunakan waktu layar adalah bagian besar dari kehidupan sehari-hari anak-anak dan remaja.

Sebuah survei terhadap 19 negara di Uni Eropa menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja Norwegia menghabiskan paling banyak waktu untuk online. Smartphone jadi gawai paling sering digunakan, diikuti oleh PC dan tablet.

Survei tersebut menunjukkan bahwa anak-anak Norwegia berusia 9 hingga 16 tahun menghabiskan hampir empat jam online setiap hari, dua kali lipat jumlahnya sejak 2010.

Waktu luang anak-anak yang dihabiskan di depan layar sekarang diperkuat oleh meningkatnya penekanan sekolah pada pembelajaran digital. Van der Meer berpendapat bahwa pembelajaran digital memiliki banyak aspek positif, tetapi perlu juga mendorong pelatihan tulisan tangan.

“Mengingat perkembangan beberapa tahun terakhir, kami berisiko kehilangan satu generasi atau lebih kemampuan menulis dengan tangan. Riset kami dan generasi lain menunjukkan bahwa ini akan menjadi konsekuensi yang sangat disayangkan,” kata Meer.

Dalam perdebatan tentang tulisan tangan atau penggunaan papan ketik di sekolah, beberapa guru percaya bahwa papan ketik mengurangi rasa frustrasi anak-anak. Mereka menunjukkan bahwa anak-anak dapat menulis teks yang lebih panjang dan lebih termotivasi untuk menulis karena mengalami penguasaan yang lebih besar dengan keyboard.

“Jika Anda menggunakan keyboard , Anda menggunakan gerakan yang sama untuk setiap huruf. Menulis dengan tangan membutuhkan kendali atas keterampilan motorik halus dan indra Anda. Penting untuk menempatkan otak dalam keadaan belajar sesering mungkin. Saya akan menggunakan keyboard untuk menulis esai, tapi saya akan membuat catatan dengan tangan selama kuliah,” papar Van der Meer.***

Sumber: beritasatu.com, suara.com