Asia Communications Manager di Freelancer.com
Inspirator para Freelancer Indonesia
Selalu bergerak dan pantang menyerah, itulah Helma Kusuma. Perlahan namun pasti Helma kini mampu mewujudkan keinginan besarnya untuk membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia bahkan dunia melalui situs pencari kerja terbesar di dunia, yang untuk wilayah Asia termasuk Indonesia kini berada dalam komandonya.
Bekerja secara freelance atau paruh waktu, bagi sebagian orang sepertinya bukan lagi sekadar mengikuti tren, melainkan sudah menjadi pilihan hidup. Mereka bisa lebih mengatur fleksibilitas waktu, antara pekerjaan dan menikmati waktu santai.
Ada banyak alasan seseorang menjadi freelancer, di antaranya mudah mengatur waktu dan hemat ongkos. Freelancer juga acapkali menjadi pilihan ketika seseorang menganggur, baik untuk sementara waktu seraya menunggu pekerjaan baru, atau malah menjadi pekerjaan “tetap.” Menjadi freelancer juga tepat buat mereka yang pengin menjadi bos bagi diri sendiri.
Freelancer bisa mengerjakan segala jenis pekerjaan, mulai jasa penulisan, entri data, desain, bahkan engineering serta sains. Enaknya lagi, freelancer bisa mengerjakan proyeknya secara online (untuk beberapa jenis pekerjaan).
Berdasarkan laporan global dari Intuit, di masa depan, tepatnya sebelum tahun 2020, perusahaan-perusahaan pun diprediksi akan lebih menyukai untuk merekrut pekerja-pekerja paruh waktu (freelancer) daripada pekerja tetap. Lebih dari 80 persen korporasi besar berencana meningkatkan secara substansial penggunaan tenaga kerja yang fleksibel.
Salah satu situs bagi freelancer adalah Freelancer.com (Freelancer.co.id untuk Indonesia). Situs ini membuka market pekerjaan secara global bagi para freelancer dalam berbagai profesi dan keahlian. Platform uniknya mengeliminasi kebutuhan beriklan yang cukup mahal dan membuat orang Indonesia bisa mencari atau menawarkan kemampuan dan keahlian mereka kepada dunia, tanpa harus meninggalkan rumah atau kantor mereka.
Sebagai latar belakang, 25 persen dari para pengguna Freelancer.com adalah pemilik bisnis perorangan, 21 persen mengidentifikasi diri mereka sebagai pekerja freelance profesional, 19 persen sebagai mahasiswa, dan 22 persen sebagai pegawai penuh waktu. Sebanyak 45 persen dari para profesional di platform ini memegang ijazah S1 dan sebanyak 21 persen tingkat S2.
Data yang diambil dari Freelancer.com menunjukkan bahwa lebih dari 1,3 juta pengguna asal Indonesia (dari total 40 juta pengguna global) telah terdaftar di situs bursa kerja freelance itu. Sementara, sebagai website regional dari Freelancer.com di Indonesia, Freelancer.co.id menghubungkan bisnis kecil dan pebisnis di Indonesia dengan jutaan tenaga profesional dari seluruh dunia yang siap dan dapat menyediakan pelayanan di berbagai bidang. Skill yang dapat dipekerjakan mulai harga sekitar Rp 300.000 hingga jutaan rupiah.
“Kita perlu membangkitkan entrepreneurship di Indonesia, dan kami percaya bahwa membuat para pebisnis kecil dan para freelancer yang telah sukses untuk membagi cerita menariknya dalam hal freelancing serta entrepreneurship, merupakan cara terbaik untuk menginspirasi lebih banyak lagi pebisnis dan freelancer untuk bangkit dan menjadi berani,” kata Helma Kusuma, Asia Communications Manager, Freelancer.com kepada tokohinspiratif.id.
Contoh sukses seorang freelancer adalah Daniel G. Paditya. Semenjak bergabung dengan Freelancer.co.id, total pendapatannya selama hampir satu setengah tahun mencapai lebih dari USD 20.000. “Reputasi saya di Freelancer.co.id termasuk ‘excellent’,” katanya bangga.
Pengalaman serupa dialami Linda Handayani. Setelah bergabung dengan Freelancer.co.id, ibu rumah tangga dengan dua anak ini kini nyaman bekerja di rumah sambil mengurus buah hatinya. “Akhirnya, aku menemukan pekerjaan yang tepat yang bisa kukerjakan di rumah, dan bisa mengurus buah hatiku,” katanya. Sekarang, ia bisa menghasilkan uang dan menjadi freelance untuk mengerjakan beberapa entri data di beberapa perusahaan.
Hadirnya situs pencari dan penyedia kerja secara paruh waktu seperti ini memungkinkan lebih banyak perempuan Indonesia lebih mudah dalam menemukan pekerjaan online yang tersedia dalam berbagai bidang dan profesi. Hadirnya marketplace pekerjaan online nomor satu di dunia ini juga akan mempermudah siapa saja yang membutuhkan pekerjaan paruh waktu untuk menambah penghasilan, atau untuk memperluas jaringan bisnis, tanpa perlu meninggalkan rumah atau kantor.
Ada lebih dari 1.450 bidang pekerjaan yang ditawarkan dalam situs ini. Sebagian besar memang dari bidang teknologi informasi atau programming. Namun bagi yang punya keahlian di bidang lain pun bisa menemukan yang sesuai. Misalnya, ada kategori arsitektur, penulisan, penerjemahan, marketing, akuntansi, sumber daya manusia, edukasi, dan lain sebagainya. Dengan ribuan bidang pekerjaan yang ditawarkan, mustahil tidak menemukan satu yang sesuai keahlian yang dimiliki.
Sebaliknya, sebagai pemberi kerja, Anda juga bisa menawarkan pekerjaan sebagai freelancer. Misalnya, Anda memiliki usaha event organizer yang sedang merancang event di kota lain. Lalu, Anda membutuhkan tenaga freelancer sebagai runner atau penerima buku tamu di kota tersebut. Anda bisa mem-posting posisi yang Anda butuhkan, background pendidikan dan pengalaman kerja, serta honor yang Anda tawarkan.
Dengan cara ini, Anda akan menerima pelamar yang sangat bervariasi latar belakangnya, sehingga lebih leluasa memilih sesuai keinginan dan budget Anda. Bahkan, Anda bisa memperoleh review mengenai si pelamar dari orang yang pernah menggunakan jasa tenaga profesional serta tingkat keberhasilannya.
“Kalau sudah begini, tak sulit lagi kan mewujudkan keinginan untuk berhenti bekerja penuh waktu untuk bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama anak-anak atau mengejar passion Anda yang lain?” kata Helma sembari menegaskan bahwa para freelancer adalah CEO bagi diri mereka sendiri. Mereka menjadi sekretaris, direktur marketing, dan segalanya bagi diri mereka sendiri. Sehingga, butuh niat dan komitmen untuk menjadi freelancer yang profesional.
****
Helma Kusuma lahir di Jakarta, 27 Mei 1975. Anak tengah dari tiga bersaudara ini telah terbiasa hidup mandiri sejak usia belia, meski kedua orangtuanya tergolong kalangan ekonomi mapan.
Pada usia 15 tahun, Helma kecil nekat hijrah ke Bandung demi cita-cita besarnya agar bisa diterima kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Teknik Informatika. “Biar bisa mudah diterima di ITB, katanya SMA harus di Bandung. Karena itulah saya pindah ke sana walau orang tua kurang setuju,” kenangnya.
Di Bandung, Helma memilih indekos meskipun mempunyai beberapa kerabat di sana. Sebagai remaja baru gede, kemampuan Helma untuk mengelola waktu, emosi, dan keuangan ditempa.
Di sekolah, Helma aktif menulis bebera artikel untuk majalah sekolah. Kemampuannya berbahasa inggris yang baik, membuatnya percaya diri menerima order sebagai penerjemah. Honor yang didapat pun lumayan cukup untuk mempertebal kantong dan tabungannya. Sehingga, ketika ‘pasokan’ uang saku dari orangtuanya di Jakarta yang sengaja diperketat, tak menyulitkannya untuk tetap bertahan sekolah di Bandung dan memenuhi segala keperluan secara mandiri.
Waktu berjalan, masa pendaftaran ke kampus idaman telah tiba. Ada tiga kampus yang dia pilih saat mendaftar Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN). Pilihan pertama tentu saja ITB, pilihan kedua jurusan teknik informatika Institust Teknologi Surabaya, dan pilihan ketika jurusan Komunikasi FISIP UI.
Helma pun harus menerima kenyataan. Dari tiga pilihan tersebut, dia ternyata diterima di UI. “Sesungguhnya sebelum UMPTN saya pernah ikut tes psikologi dan ternyata kemampuan saya lebih cocok di bidang komunikasi,” katanya.
Tak mau larut dalam kegalauan karena tidak diterima di kampus idaman, remaja yang ulet dan pantang menyerah ini segera larut dalam kesibukan barunya di bangku kuliah dan aktif di berbagai macam kegiatan kampus. “Semester tiga saya sudah mulai magang di Republika sebagai reporter,” kenangnya.
Di lingkungan mahasiswa jurusan komunikasi UI, kata Helma, umumnya kuliah sambil bekerja. “Kalau kuliah saja disebut tidak gaul. Kalau mau gaul ya harus kuliah sambil kerja”
Walhasil, kuliah sambil kerja pun dilakoni Helma. Dari berbagai kegiatan itulah, sosok enerjik ini tak pernah merasa kekuarangan uang untuk kuliah maupun jajan. “Jadi kalau ada big event apa gitu, kami ramai-ramai nglamar jadi liaison officer. Kerja seminggu dapat honor 1,4 juta bisa buat kuliah satu semester dan jajan. Lumayan banget kan,” celetuknya.
Lulus kuliah, Helma sudah mendapat pekerjaan di Kapital English Magazine. Tak lama berselang, dia pindah ke Hotel Santika Premier Jakarta, Kompas Grup, sebagai public relation, bidang kerja yang selama ini menjadi passionnya.
“Karena saya PR, otomatis dekat dengan owner dan para pimpinan di sana. Saya dikenalkan dengat network mereka dan bertemu dengan banyak teman media,” katanya.
Selalu bergerak, itulah Helma. Setahun di Santika, Helma kemudian bekerja sebagai marketing service dan PR manager di Indovision, PT MNC Skyvision. Hampir tujuh tahun bekerja di sini, akhirnya Helma memilih mengakhiri karirnya sebagai karyawan karena harus meluangkan waktu lebih banyak untuk keluarga dan bayinya yang baru lahir.
“Saya berpikir, bagaimana saya bisa dapat kerjaan yang nggak terlalu banyak habiskan waktu di kantor. Kemudian saya pindah ke Ristra kosmetik dan pemiliknya menyetujui usulan saya untuk bisa bekerja dengan sistem part time job. Jadi saya cuma tiga hari kerja dan empat hari bisa full bersama anak dan keluarga,” terangnya
Kebetulan, selama bekerja di MNC Grup, banyak rekanan yang masih menjalin komunikasi baik dengannya. Mereka pun masih datang membawa beberapa proyek yang berhubungan dengan public relations dan sejenisnya. Karena tidak lagi bekerja pada sebuah institusi tertentu, para kliennya mendorong Helma untuk membuat perusahaan sendiri. “Jadi saya punya proyek dulu baru bikin perusahaan,” kenang pendiri Helma Consulting ini.
Perusahaan yang didirikan pada pertengahan 2007 itu sesungguhnya berkembang cukup pesat. Kliennya cukup banyak, diantaranya National Geographic Asia Channel (Singapore), Fox Crime International Channel (Singapore), ESPN Star Sports Asia Channel (Singapore), ESPN Star Sport Event Management Group (Hong Kong), UNESCO, dan Aidil Akbar Management (Rich Games). Namun, karena diterpa masalah internal keluarga, Helma akhirnya memilih menutup perusahannya.
Pasca kejadian itu, ibu tunggal penyuka kucing ini mengawali lagi kehidupannya dari nol. “Saya harus berpikir keras untuk bertahan. Beberapa kolega menawarkan pekerjaan. Tapi untuk kembali menjadi karyawan agak susah. Akhirnya saya bilang, kalau punya proyek kasih saja ke saya. Sehingga mereka menolong saya dengan memberikan proyek-proyek itu.”
Helma akhirnya menjadi seorang freelancer. “I became a freelancer. Meskipun saya tidak punya perusahaan lagi, tapi saya punya skill dan network. Maka cara paling mudah adalah menjadi seorang freelancer,” terangnya.
Sampai kemudian pada 2011 dia menemukan sebuah website bernama freelancer.com. “Begitu saya lihat, wow, its so good. Artinya tidak kacangan,” cetusnya.
Helma mendaftar sebagai pengguna. Namun saat itu tidak terlalu aktif karena kesibukannya menyelesaikan beberapa proyek freelance yang telah mengantri untuk segera dituntaskannya.
Tak disangka, ternyata membaca curriculum vitae Helma dan pengalamannya yang cukup mumpuni di bidang promosi dan publik relations membuat pendiri freelancer.com yang berkantor pusat di Sydney, Australia, tertarik untuk mempekerjakannya. Kebetulan saat itu freelancer.com akan membuat website versi Indonesia sehingga lebih memasyarakat di Indonesia. Helma pun dianggap sebagai orang yang tepat untuk menduduki posisi country manager freelancer.com di Indonesia.
Waktu berjalan, berkat tangan dingin Helma, kini freelancer.co.id berkembang pesat. Dari 40 juta pengguna yang teregister, sudah ada lebih dari 16 juta proyek yang diposkan dalam lebih dari 1.450 bidang atau katagori pekerjaan. Sekarang, kepercayaan yang diberikan Freelancer.com kepada Helma bukan hanya wilayah Indonesia, tapi seluruh Asia.
“Khusus Indonesia, sekarang penggunanya sudah 1,3 juta dengan 1,18 juta freelancer dan sisanya employer atau pemberi kerja,” terang ibunda dari Maryam Sheba, anak semata wayangnya yang juga pecinta kucing.
Kini, satu harapan Helma, agar freelancer.com dan freelancer.co.id makin berkembang dan bisa dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat pencari dan pemberi kerja di seluruh dunia.
“Sehingga misi besar kami untuk membantu meningkatkan taraf hidup ekonomi masyarakat menjadi lebih baik dapat dirasakan oleh masyarakat luas,” pungkas Helma.
Sukowati Utami
Biodata:
Nama : Helma Kusuma
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 27 Mei 1975
Agama : Islam
Jabatan : Asia Communications Manager di Freelancer.com
E-mail : helma@freelancer.com
Pendidikan:
S-1 Komunikasi FISIP Universitas Indonesia
Pengalaman Kerja:
- Asia Communcations Manager di Freelancer.com, 2016 – sekarang
- Indonesia Country Manager Freelancer.com, September 2012 – 2016
- PR/Senior Advisor di dLotus Spa, Januari 2011 – September 2012
- Operation General Manager (GM) di NurZahra Indonesia, Februari – November 2011
- Managing Director / Principal Partner di Helma and Partners PR, Sept 2009 – Nov 2010
- Principal Partner / Managing Director di Helma Consulting, July 2007 – July 2009
- Corporate PR General Manager pada Ristra Group, May – July 2007
- Marketing Service & Public Relations Manager (Dept. Head) di PT MNC Skyvision (Indovision), Sept 2000 – May 2007
- Public Relations Manager di Santika Premier Jakarta Hotel (Kompas Group) October 1999 – September 2000
- Asisten Redaktur Pelaksana pada majalah KAPITAL, Maret – September 1999