Di usianya yang merangkak senja, Ismail Umalelen tetap setia menjalankan tugas mulia, melayani warga kampung sekaligus menjadi imam masjid di tempatnya bermukim.
TOKOH INSPIRATIF – Moderasi beragama sesungguhnya bukan hal baru yang berkembang di masyarakat Indonesia. Nilai-nilai moderasi beragama, seperti toleransi, adil, serta anti kekerasan, telah dimiliki masyarakat negeri ini sejak dahulu.
Saat ini, nilai-nilai tersebut harus terus dirawat dan dipupuk agar memberikan kehidupan keberagamaan yang semakin berkualitas. Hal ini pula yang menjadi pilihan hidup Ismael Umalelen, pria paruh baya yang mendiami Kampung Sailolof, Distrik Salawati Selatan, Sorong, Provinsi Papua Barat.
Di usia senjanya, ia tetap setia menjalankan tugas mulia, melayani warga kampung sekaligus menjadi imam masjid di tempatnya bermukim.
Meski hidup jauh dari hiruk pikuk perkotaan, namun tak menyurutkan semangat pria asli Papua ini untuk terus menggaungkan semangat moderasi beragama.
Baginya, hidup berdampingan, damai dan saling bersahabat merupakan cita-cita luhur, yang harus terus terjaga tanpa memandang perbedaan.
“Hidup rukun dan damai antara umat Islam dan Kristen sangat dirasakan karena ada pertalian darah, satu leluhur dan satu keturunan sehingga kami tidak pernah mempersoalkan perbedaan, agama mereka, agama kita dianggap itu agama keluarga,” kata Ismael, saat ditemui di Kampung Sailolof, Jumat (12/5/2023).
Kampung ini pada masa lampau merupakan pusat Kerajaan Sailolof, salah satu kerajaan Islam di Kepulauan Raja Ampat. Sebagai sosok yang dipercayakan untuk melayani umat di kampungnya sendiri, Ismael memiliki cita-cita untuk menghantarkan warganya ke dalam suasana hidup yang layak.
Meski dirinya bertugas sebagai seorang Imam masjid, namun Ismael juga sangat peduli terhadap pendidikan khususnya bagi generasi muda asli Papua.
“Kami sangat berharap Pemerintah dapat menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai serta tenaga kependidikan untuk melayani di wilayah-wilayah pinggiran,” harapnya.
Tak hanya itu, penyelesaian pembangunan rumah-rumah ibadah baik Masjid maupun Gereja yang hingga kini belum tuntas, diharapkannya juga dapat menjadi perhatian bersama.
“Ada rasa syukur atas perjumpaan dengan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Papua Barat yang mau datang ke Distrik terjauh dari Kabupaten Sorong guna melihat langsung keadaan umat dan masyarakat,” ucapnya penuh syukur.
“Di sisi lain, kami juga bangga dengan pembangunan gedung KUA yang baru. Kiranya gedung ini dapat menjadi tempat pelayanan bukan hanya mengurus pernikahan tetapi juga untuk pembinaan umat,” sambungnya.
Ismael pun berjanji akan senantiasa bekerja keras menjaga kerukunan antar umat beragama di daerahnya.
“Saya akan setia melakukan tugas dan kewajiban saya sebagai imam masjid dan akan terus menebarkan pesan-pesan positif kepada warga,” tutupnya.
Sementara itu, Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Papua Barat, Luksen Jems Mayor mengatakan, keinginan Ismael Umalelen merupakan aspirasi tulus dari masyarakat yang membutuhkan sentuhan tangan pemerintah.
“Masyarakat membutuhkan kehadiran pemerintah karena mereka bagian dari bangsa dan negara ini,” sebut Luksen Jems Mayor.
Sebagai bagian dari pemerintah, Luksen pun berkomitmen untuk bekerja dan menjalin silaturahmi agar lebih dekat dan mengetahui keinginan serta kebutuhan masyarakat.
“Ini dilakukan sehingga memudahkan kita dalam merencanakan program yang dapat langsung menjawab kebutuhan mereka,” terang mantan Kasubbag Humas Kanwil Kemenag Provinsi Papua.
Ia juga berharap para tokoh agama di Salawati Selatan bisa terus menjaga persatuan, persahabatan dan tali persaudaraan agar semua umat tetap hidup dalam suasana rukun dan harmonis.***
Sumber: Kemenag.go.id