Selain sedekah sampah untuk mendapatkan layanan kesehatan di pesantren, santri-santri di Ponpes Al Mizan lamongan juga memanfaatkan sampah plastik untuk membuat kerajinan kaligrafi.
Beragam kampanye dilakukan untuk mengurangi dampak buruk sampah plastik, termasuk di lingkungan pondok pesantren. Salah satu kampanye unik untuk diet plastik di lingkungan pondok pesantren adalah membuat plastik menjadi sebuah karya seni kaligrafi.
Itulah yang selama ini dikerjakan oleh para santri di Ponpes Al-Mizan Muhammadiyah, Lamongan. Ponpes yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman, Lamongan, tepatnya di utara Monumen Patung Kadet Soewoko, ini mengelola sampah plastik menjadi sebuah karya kaligrafi yang bernilai seni.
Praktik penyelamatan lingkungan dari sampah plastik di Ponpes Al-Mizan dimotori dua santri, yaitu Fadli Azmi Susilo yang masih duduk di kelas 11 Tahfidz dan Ahmad Maulana yang duduk di kelas 12.
“Inisiatif itu muncul ketika kami berdua melihat banyak dari kita yang mengkonsumsi barang-barang yang terbungkus plastik dan setelah itu bungkus plastik tersebut terbuang sia-sia dan menambah banyak sampah,” kata Fadli.
Fadli bersama Maulana mengolah bahan plastik, terutama plastik bekas detergen, menjadi karya seni kaligrafi dengan lafaz ‘Allah’ dan ‘Muhammad’.
Menurut Fadli, proses kreatif dalam membuat kaligrafi tidaklah lama. Setelah mendapat ide, kata Fadli, mereka kemudian berkonsultasi dengan beberapa ustaz.
“Setelah ada dukungan dari ustaz, kami eksekusi dan mulai merangkai plastik-plastik tersebut,” jelas Fadli yang hanya membutuhkan waktu sekitar dua hari untuk menuangkan ide kreatifnya ke dalam sebuah karya.
Pembina Ponpes Al-Mizan Ustaz Zukhal mendukung mendukung penuh kegiatan kreatif para santri tersebut. Zukhal mengatakan ide pemanfaatan sampah plastik adalah murni dari para santri. Meski karya santrinya belum sempurna, namun pihak pondok pesantren tetap menghargai ide kreatif para santri untuk menciptakan lingkungan yang ramah, terutama di lingkungan pesantren.
“Ke depan, pihak pesantren akan intens menggalakkan terus ide-ide kreatif seperti ini. Sebagai komitmen kami untuk mencetak kader mubalig, ulama, dan pemimpin,” tandas Zukhal dilansir dari gomuslim.co.id.
Lebih jauh Zukhal mengatakan, beragam upaya telah dilakukan ponpes untuk selalu menjaga lingkungan dan kesehatan serta mengurangi konsumsi sampah plastik. Salah satu program yang sudah berjalan adalah program menukar sampah botol plastik dengan layanan kesehatan.
Awalnya Pesantren Al Mizan melakukan kampanye diet plastik terhadap para santri. Gerakan tersebut merupakan bagian dalam penanganan sampah plastik yang susah terurai oleh bumi.Gerakan tersebut juga sebagai wujud kesadaran dari kebersamaan akan nilai-nilai luhur manusia sebagai khalifah di bumi.
Selain sedekah sampah untuk mendapatkan layanan kesehatan di pesantren, santri-santri Al Mizan ternyata juga memanfaatkan sampah plastik yang ada disekeliling lingkungan pesantren untuk membuat kerajinan berupa kaligrafi.
“Kami ada program menukar sampah botol dengan layanan kesehatan. Terus, anak-anak mengusulkan bagaimana kalau buat lukisan, kami setuju dan akhirnya dieksekusi. Ke depan akan kami galakkan terus ide-ide kreatif seperti ini, sebagai komitmen kami dalam mencetak kader mubaligh ulama dan pemimpin,” Zukhal.
Diakui ust Zukhal, walau belum sempurna, tapi itulah hasil kreativitas anak anak. Patut dihargai. Pesannya juga keren, untuk menciptakan lingkungan yang ramah di pesantren, pungkasnya. #