Lima mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya menciptakan inovasi desain bed pasien otomatis dengan empat fitur unggulan.

TOKOH INSPIRATIF – Pasien yang berobat atau dirawat di rumah sakit membutuhkan bed (ranjang) sebagai tempat bersandar dan berbaring dengan nyaman. Karena itulah hadir berbagai rancangan bed pasien dengan berbagai model termasuk yang otomatis.

Salah satu inovasi bed pasien otomatis itu datang dari tim Fakultas Teknik (FT), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang terdiri dari Gibran Dzikri Nakhwa Rabbani, Bima Aditya, Umar Faruq Assyadillah, Gusti Rangga Abdillah, dan Anissa Dwi Lathifa. Tim ini dibimbing Dzulkiflih, S.Si., M.T., dan Agung Prijo Budijono, S.T., M.T.

Usut punya usut, Automatic Patient Bed itu berangkat dari pengalaman yang dirasakan salah satu anggota perancangnya. Dzulkiflih menceritakan bahwa dia memiliki salah satu keluarga yang menderita penyakit liver. Gejala penyakit ini seperti cepat kelelahan dan nyeri perut bagian atas yang membuat penderitanya tidak bisa banyak bergerak, susah bangun dan duduk.

Ketika di rumah sakit, perawatannya cukup susah ketika mau berbaring, duduk dan bangun. Karena ranjang pasiennya belum otomatis, sehingga terpaksa memakai cara manual bahkan menggunakan bantuan bantal.

“Selain keluarga saya, tentu banyak pasien yang mengalami hal yang sama. Dari situlah kami, saya dan teman-teman, menciptakan bed pasien yang lebih nyaman, praktis, dan otomatis. Dengan menggunakan remote, kasur dapat diatur sesuai kebutuhan, termasuk tingkat ketinggian dan kemiringannya,” ungkapnya melansir beritasatu.com pada Selasa (6/6/2023).

Dosen Fakultas Teknik ini menjelaskan bahwa bed pasien karya mereka dilengkapi dengan empat fitur unggulan. Fitur pertama, terdapat fitur side tilting atau kemiringan kasur yang dapat diatur hingga 45 derajat ke kanan dan kiri.

Fitur kedua, fitur headrest yang memungkinkan pengaturan kemiringan sandaran kepala hingga 70 derajat dari posisi datar. Fitur ketiga adalah foot rest yang memungkinkan pengaturan ketinggian permukaan matras untuk kaki hingga 20 cm ke atas dan 15 cm ke bawah.

Sedangkan fitur keempat adalah open duty, yang membuka akses pintu pembuangan kotoran yang terletak di bawah matras. Kasur ini juga menggunakan tiga motor linier sebagai penggerak, yang diklaim mampu menahan beban hingga 150 kg.

“Semua mekanisme gerakan ini dapat dikendalikan menggunakan remote, baik secara kabel maupun nirkabel, sesuai dengan kebutuhan lembaga kesehatan,” tambahnya.

Proses pengembangan inovasi ini memakan waktu selama 4 bulan. Kasur ini telah menggunakan bahan berkualitas sesuai standar kesehatan, termasuk cat yang khusus digunakan. Selain itu, kasur ini juga dapat menggunakan baterai atau aki sebagai sumber daya cadangan, sehingga gangguan listrik dapat diminimalisir.

Saat ini, tim sedang berfokus pada proses pemasaran dan menjalin kerja sama dengan beberapa lembaga kesehatan di Surabaya dan Sidoarjo terkait penambahan fitur.

Ke depan, mereka berencana mengoptimalkan roda kasur untuk memudahkan pergerakan kasur dan membuatnya lebih mudah digunakan seperti kereta belanja di supermarket.***