Telah ribuan mangrove ditanam Bahrun sejak 2019 di sempadan Muara Sungai Teramang, secara sukarela dan swadana. Tujuannya hanya satu: agar sungai tak meluap yang bisa merendam rumah dan kampungnya.

TOKOH INSPIRATIF – Untuk berbuat baik tak harus menunggu menjadi orang kaya raya atau menduduki jabatan tertentu. Itulah yang dilakukan Bahrun, sosok sederhana, warga di Desa Teramang Jaya, Kecamatan Teramang Jaya Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.

Sejak empat tahun terakhir, Bahrun sibuk dengan ‘proyek’ pribadinya. Sosok paruh baya ini sendirian berpeluh keringat menanami sempadan Muara Sungai Teramang dengan tanaman Mangrove.

Meski tak dibayar, dia rela melakukan itu demi menyelamatkan kampungnya dari ancaman banjir yang sewaktu-waktu bisa menerjang rumah dan kampungnya.

Bahrun menceritakan awal mula menanam mangrove di kampung halamannya. Sekitar 2019, baru belasan batang mangrove dia tanam. Lokasinya hanya di belakang rumahnya yang memang tidak terlalu jauh dari sungai Teramang.

Bahrun bertutur, bibit mangrove ia dapat secara cuma-cuma dari sekitar tumbuhan mangrove yang masih rindang di pinggir sungai Teramang.

“Saya ambil anakan yang tumbuh liar, saya pindahkan. Saya tanam di belakang rumah. Belasan batang awalnya,” cerita Bahrun, melansir laman radarbengkulu.disway.id.

Setelah setahun ditanam, ternyata anakan mangrove tumbuh subur. Melihat itu, Bahrun makin semangat. Sukarela, dia makin rutin menanam mangrove di sepanjang sungai Teramang.

“Alhamdulillah, mangrove yang saya tanam tumbuh cukup cepat. Yang saya tanam 2019 itu sudah setinggi 2 meter lebih. Yang saya tanam 2022 dan 2023 ini sudah setinggi 50 centi sampai 1 meter. Mangrove inilah nanti yang jadi benteng pemukiman kami,” sambung Bahrun.

Bahrun mengatakan, sudah ribuan bibit mangrove yang ditanam di sempadan sungai Teramang. Kerja keras itu tujuannya tidak lain untuk mencegah erosi sungai yang mengancam pemukiman warga, dan menambah keasrian Desa Teramang Jaya.

“Sekarang sudah ada 1.000 batang saya tanam. Pikiran saya simpel saja kalau pinggir sungai ini tidak ada tumbuhan, maka longsor terus, erosi. Rumah warga terancam, termasuk rumah saya,” bebernya.

Ke depan, Bahrun berniat tidak hanya menanam mangrove di dekat rumahnya. Ia ingin menanami sepanjang sempadan sungai Teramang dengan mangrove. Karena selain melindungi kampung dari banjir, tanaman mangrove yang tumbuh sumbur membuat kawasan desanya menjadi hijau dan asri.

Bahrun mengaku saat ini dirinya telah bergabung dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di desa. Ia berharap, anggota Pokdarwis yang lain juga dapat ikut melakukan penghijauan sempadan sungai Teramang.

“Walau saya sudah tidak muda lagi, saya gabung bersama anak-anak muda dalam Pokdarwis. Harapan saya lebih banyak lagi yang memerhatikan lingkungan, sekaligus dijadikan wisata andalan. Susur sungai Teramang cukup menjanjikan jika dijadikan destinasi wisata,” demikian Bahrun.***

Sumber: radarbengkulu.disway.id