Membuat Paving Block dari Sampah Plastik. 

Prihatin terhadap pencemaran sampah plastik di lingkungannya, Karsim berkreasi membuat paving block berbahan sampah plastik. Hasilnya luar biasa..

Sampah plastik memang menjadi masalah hingga saat ini. Berbeda dengan sampah kompos yang mudah untuk didaur ulang oleh tanah, sampah plastik memakan waktu yang sangat lama hingga puluhan tahun untuk bisa terurai menjadi tanah. Meski begitu, masalah ini mungkin dapat terselesaikan dengan adanya beberapa inovasi yang menggunakan sampah plastik sebagai bahan utamanya.

 

Adalah Karsin, 50 tahun, warga Desa Jetis Purbalingga, Jawa Tengah, yang berhasil membuat sebuah inovasi dengan menggunakan limbah plastik untuk membuat paving block. Sekilas kita mungkin akan meragukan akan kualitas dari produk ini. Namun Karsin sendiri telah membuktikan kekuatan produk terobosannya ini sangat kuat bahkan ketika diuji coba dengan dilindas truk berbobot 13 ton.

Kreativitas lelaki 50 tahun ini muncul saat dia tengah terpuruk, selepas dilanda musibah, 2003 lalu. Truk yang ia kendarai menabrak pohon sehingga menyebabkan tulang kakinya patah.

Kehidupan keluarganya kian merana karena ia harus rela menanggalkan pekerjaan. Karsin berpikir keras agar ia tetap bisa berpenghasilan, dalam kondisi fisiknya yang tak lagi sempurna.

“Saya berpikir siang malam, apa yang bisa saya lakukan untuk menghidupi keluarga dalam kondisi saya seperti ini,” ujarnya.

Di sisi lain, Karsin punya keprihatinan terhadap pencemaran sampah plastik di lingkungannya. Dalam kondisi menganggur, Karsin menyibukkan diri dengan memunguti sampah plastik di tempat tinggalnya.

Berbekal sampah plastik inilah ia iseng-iseng memanaskan plastik dengan wajan. Hal ini sempat membuat sang istri merasa Karsin sudah gila karena memanaskan plastik di wajan hingga jebol.

“Saya sempat dianggap gemblung (gila) oleh istri saya. Itu uji coba pertama saya, ternyata kalau dimasak, plastik bisa menghitam dan mengeras. Saya lalu berpikir untuk mencetak plastik yang telah dimasak itu agar menjadi barang yang bernilai,”katanya

Kebetulan di desanya banyak pengrajin genteng dari tanah liat. Karsin terinspirasi, lalu mencoba berinovasi mencetak genteng dari plastik yang dilelehkan. Tak disangka, genteng berbahan plastik berhasil dicetak serupa dengan genteng pada umumnya. Sebelum memasarkannya, Karsin mencoba menguji kualitas genteng buatannya terlebih dahulu.

“Saya pasang di atap rumah saya sendiri, tapi dua tahun genteng itu hancur. Berarti tidak bagus, lalu saya berpikir lagi, kira-kira buat apa lagi,”katanya

Meski eksperimennya sempat gagal, Karsin tak patah arang. Ia kembali berinovasi mencetak lelehan plastik menjadi paving block. Usahanya kali ini berhasil.

Setelah berulangkali melakukan uji coba, Karsin berani meyakinkan orang mengenai kualitas paving block ciptaannya. Terbukti, paving block yang telah dipasang sejak 2006 oleh pelanggannya, kini kondisinya masih bagus seperti semula.

“Saya uji coba terus, selama bertahun-tahun untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Saat ini kualitasnya sudah bagus, dan saya berani menawarkan ke pembeli,”katanya

Bentuk paving block berbahan plastik itu persis seperti paving block pada umumnya. Yang membedakan, bobot paving block kreasi Karsin lebih ringan. Selain itu, bahan bangunan tersebut lebih mudah dicat dengan warna cerah.

Karsin pun berani menjamin, paving block buatannya sangat kuat dan awet. Karsin mengaku sempat menguji kekuatan paving block itu dengan melindasnya memakai truk bermuatan tebu berbobot 13 ton.

Karsin menjajal kekuatan paving block dari sampah plastik buatannya dengan memalu menggunakan palu besi. “Kondisi paving block tidak berubah setelah dilindas, tidak pecah dan tidak rusak. Karena itu saya berani menjamim kualitas paving block saya,”katanya

Selain berharap untung, Karsin berpuas hati karena merasa ikut membantu menyelesaikan masalah pencemaran sampah plastik di lingkungannya.

Karsin yakin, jika usahanya mendapat perhatian dari pemerintah, problem limbah plastik di Kabupaten Purbalingga yang selama ini dikeluhkan banyak pihak, akan mendapat solusi.

Saat ini Karsin mengembangkan usaha dengan alat produksi yang terbatas namun permintaan semakin meningkat. Kedepannya diharapkan inovasi seperti ini dapat diproduksi lebih luas dan mengurangi sampah plastik di Indonesia.#