Timotius Suwarsito (Kak Toto) dan Claire Siregar, pada pembukaan pameran Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023.

Sosok ini mulai memberikan tutor lukis bagi anak autisme sejak 2004. Ia merasa terpanggil karena minimnya pengajar yang menelaah bakat anak autisme dengan background pelukis.

TOKOH INSPIRATIF – Timotius Suwarsito atau yang akrab dipanggil Kak Toto merupakan sosok penting yang menemukan bakat para pelukis penyandang autisme Indonesia. Tak ingin disebut guru, Kak Toto lebih mendapuk dirinya sebagai talent digger atau pencari bakat bidang lukisan pada anak autisme.

Dalam acara Bianglala Seribu Imajinasi yang digelar di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023, nama Kak Toto muncul beberapa kali sebagai sosok yang mengarahkan bakat lukis teman-teman autisme.

“Saya bukan mengajari, jadi saya temukan dari kebiasaan dia, garis artistiknya ada di mana, di gaya apa, lalu dia bisa hebat di lukisan seperti apa. Jadi itu yang saya gali,” katanya Kak Toto saat ditemui pada acara pameran murid-muridnya.

Kak Toto mulai memberikan tutor lukis bagi anak autisme sejak 2004. Ia merasa terpanggil karena minimnya pengajar yang menelaah bakat anak autisme dengan background pelukis.

“Yang memperhatikan anak-anak ini masih jarang. Kemudian karena background saya seniman, lalu mengajar seni. Berkebutuhan khusus, pengajarnya jarang. Biasa yang mengajar anak berkebutuhan khusus, background-nya bukan seniman, jadi karyanya agak sedikit ada keterbatasan,” ujarnya.

Selain itu, Kak Toto juga mengatakan pentingnya mencari gaya yang paling pas bagi para seniman spesial sehingga mampu menghasilkan karya terbaik dan tetap menjaga mood mereka.

“Yang lebih saya utamakan, gaya mana dia yang paling happy ketika mengerjakan, mana yang paling ringan. Jadi effortless tapi bisa menghasilkan karya terbaik.”

Kak Toto pun membagikan pengalaman selama berinteraksi bersama teman-teman spesialnya. Menurut Kak Toto, ternyata yang lebih sulit adalah justru saat meyakinkan orang tua dibandingkan mengajar para teman spesial ini.

Menurutnya, perlu kepintaran berbicara untuk bisa meyakinkan para orang tua agar tidak mematikan bakat yang dimiliki anaknya.

“Saya sendiri kalau mengajar ke mereka mudah. Yang sulit justru ketika saya berhadapan dengan orang di sekitarnya atau orang tuanya. Untuk meyakinkan anaknya bagus di karya ini, bagus di gaya ini, itu saya butuh perjuangan dan kepintaran tersendiri untuk bisa berbicara dan menjelaskan dari berbagai pengetahuan dan teori,” tuturnya.

Selain itu, Kak Toto secara bangga mengatakan bahwa para seniman autisme memiliki imajinasi dan ciri khas unik. Dirinya juga merasa beruntung dapat belajar dari para murid dengan karakter lukis yang berbeda.***

Sumber: tempo.co