Ilusrasi. Kesurupan dalam dunia medis dikenal sebagai Possession Trance Disorder (DTD). (foto:iStockphoto)

Di Indonesia, kesurupan dipahami sebagai kondisi seseorang kerasukan hantu atau roh jahat. Namun, dunia medis menyebut kesurupan sebagai Possession Trance Disorder (DTD).

TOKOH INSPIRATIF – Sebuah postingan video yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover menunjukkan sejumlah siswa SMP kesurupan massal. Video itu viral pada pertengahan Desember lalu.

Ada sebanyak 25 yang mengalami kesurupan. Mereka merupakan siswa SMP dari Kabupaten Sleman, DIY, yang sedang melakukan Study tour ke Bali.

Dalam postingan itu disebutkan kesurupan massal terjadi di salah satu pusat oleh-oleh. Dalam keterangan tertulis di postingan itu disebutkan kerasukan massal terjadi karena ada siswa yang berlaku kurang patut.

Di Indonesia, kesurupan dipahami sebagai kondisi seseorang kerasukan hantu atau roh jahat. Fenomena ini dipercaya di berbagai negara lain yang juga memiliki kultur kepercayaan terhadap hal-hal berbau mistis.

Kondisi bisa terjadi baik karena tidak disengaja maupun yang disengaja. Misalnya, beberapa ritual adat sengaja memanggil roh nenek moyang untuk masuk ke dalam tubuh salah satu anggota di desa adat tersebut untuk tujuan tertentu.

Fenomena Kesurupan Dilihat dari Sisi Medis

Menanggapi fenomena kesurupan, dalam dunia medis sesungguhnya bukan barang baru. Dalam dunia medis kesurupan dikenal sebagai Possession Trance Disorder (DTD).

Kesurupan menurut medis juga dianggap sebagai salah satu gangguan mental. Gangguan mental ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor sosial dan psikologis.

Badan kesehatan dunia atau WHO menyebutkan bahwa Possession Trance Disorder merupakan sebuah gangguan yang terjadi saat seseorang kehilangan kesadaran akan lingkungannya secara sementara.

Meski telah dianggap sebagai gangguan mental, hingga saat ini Possession Trance Disorder belum diketahui penyebab pastinya.

Selain itu, kesurupan juga bisa dikaitkan dengan sisi neurosains. Dalam hal ini kesurupan sepenuhnya merupakan sebuah akibat dari aktivitas otak yang menyangkut emosi, memori, dan motorik.

Kesurupan dengan kondisi menjadi hewan atau berbahasa asing biasanya berasal dari ingatan orang tersebut tentang hewan atau bahasa asing yang pernah dipelajari.

Meski begitu, fenomena kesurupan yang dikaitkan dengan gangguan mental masih dikaji dan diteliti hingga saat ini.

Pengobatan untuk kesurupan dalam dunia medis

Ilustrasi kesurupan (foto: shutterstock)

Sebelum menentukan pengobatan, dokter akan meminta orang yang pernah mengalami kerasukan untuk menjalani serangkaian tes.

Tes ini meliputi laporan pasien mengenai berbagai gejala yang dialami, seberapa sering gejala muncul, dan mendeskripsikan perubahan perilaku, serta membicarakan trauma yang pernah dialami. Mungkin pada tahap ini, dokter juga akan bekerja sama dengan orang terdekat dari pasien.

Dokter juga akan melihat bagaimana kondisi budaya dan lingkungan pasien dibesarkan, serta pengaruh agama. Tes pencitraan juga dilakukan, untuk mendeteksi adanya masalah pada kepala.

Dalam dunia medis, mengobati pasien yang kerasukan sama seperti halnya pengidap gangguan disosiatif pada umumnya.

Pasien akan diresepkan obat obat seperti antidepresan, obat antikecemasan, dan obat antipsikotik untuk mengendalikan gejala. Di samping itu, dokter spesialis kejiwaan akan meminta pasien untuk menjalani psikoterapi.

Perawatan ini meliputi konseling, terapi wicara, dan terapi psikososial. Terapis akan membantu pasien memahami penyebab kondisi dan membentuk cara baru untuk mengatasi keadaan stres.

Sumber: Halosehat.com