Kebiasaan peduli lingkungan tidak akan lahir tanpa adanya proses penggemblengan mental dan karakter yang pro terhadap alam. Teruslah bergerak hingga segala bentuk teriakan yang meremehkan tindakan kita berubah menjadi tepuk tangan, jawablah dengan karya nyata

TOKOH INSPIRATIF – Membangun kebiasaan pola hidup peduli lingkungan bukan perkara mudah. Kebiasaan dimulai dari sendiri menjadi hal utama untuk dilakukan sehingga menjadi contoh perilaku bagi manusia lainnya.

Kepala Desa di Desa Kucur, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur, adalah salah satu contoh nyata. Untuk membangun kesadaran warga agar peduli lingkungan, dia butuh 11 tahun lamanya. Kebiasaan memungut sampah berserakan di kampungnya bahkan dimulai saat dirinya belum menjabat kepala desa. Sosok ini berprinsip, perlu menjadi contoh nyata agar dapat dicontoh warga lainnya.

Kini, kebiasaan baiknya berbuah banyak mendapatkan penghargaan. Kebiasaan tersebut juga berpengaruh pada kebijakan-kebijakan di wilayah desa tersebut dengan mengutamakan keadilan ekologis serta memperhatikan kelestarian lingkungan.

Sikap peduli lingkungan merupakan hal paling prinsip untuk menjaga kelestarian lingkungan. Keterlibatan generasi muda sebagai penerus bangsa diperlukan dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam Indonesia.

Menteri Lingkungan Hidup Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc mengatakan bahwa para generasi muda memiliki ciri-ciri berani mengemukakan pendapat, memiliki kemampuan untuk menyerap nilai-nilai dan ide-ide baru, menjadi inovatif, dan kreatif.

Generasi muda memiliki hal baru yang menarik ide, mobilitas tinggi dan dinamis, solidaritas dan kepedulian sosial yang tinggi, kepedulian dan responsif terhadap peristiwa di sekitarnya. Generasi muda juga memiliki cita-cita murni, berpikir positif, dan mandiri, juga suka berbagi pengetahuan, sehingga menjadi orang yang tinggi.

Siti Nurbaya mengatakan, generasi muda di Indonesia perlu mengawali sebuah gerakan yang fokus pada terciptanya keadilan sosial dan ekologi.

Kebiasaan hidup berawal dari rutinitas yakni kegiatan secara rutin yang dilakukan dalam kehidupan sehari hari. Kegiatan rutinitas itulah yang melekat menjadi perilaku yang dilaksanakan secara terus menerus dan menjadi kebiasaan dalam menjalai kehidupan termasuk dalam hal berperilaku terhadap lingkungan sekitar.

Kerusakan lingkungan dapat saja terjadi bahkan saat ini sudah marak terjadi seperti hutan gundul akibat eksploitasi alam berlebihan dan penebangan secara liar. Akibatnya semakin tingginya polusi akibat kekuarangan pohon sehingga asap tidak dapat dinetralisir oleh alam.

Akibat lebih jauh dari kerusakan lingkungan yakni dapat menimbulkan efek rumah kaca sehingga menyebabkan penipisan pada lapisan ozon.

Langkah yang tepat guna menumbuhkan kebiasaan pola hidup peduli lingkungan adalah dengan melaksanakan kegiatan One Movement For Nature. Kegiatan ini merupakan sebuah kegiatan peduli lingkungan yang dilakukan secara serentak dan bersama sama.

Setiap warga pada suatu wilayah yang memiliki permasalahan lingkungan dibagi kelompok kemudian selanjutnya merencakan program sebagai sebuah solusi dari masalah yang ditemukan serta dilanjutkan dengan proses evaluasi dan rencana tindak lanjut.

One Movement For Nature dilaksanakan setiap seminggu sekali pada suatu wilayah yang telah direncanakan sebelumnya. Setiap akhir kegiatan dilakukan evaluasi guna membahas temuan-temuan dan kendala apa saja yang didapatkan selama program berlangsung.

Langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalma kegiatan One Movement For Nature adalah perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan rencana tindak lanjut. Kebisaan merawat lingkungan bisa menjadi terwujud apabila bekerja sama dengan pihak lain seperti pemerintah dan para pelaku penggerak lingkungan untuk menjadikan ini sebagai program secara terus menerus dilaksanakan.

Momentum Hari Bumi dan Hari Lingkungan Hidup perlu diadakan evaluasi setiap bulan atau kontrol apakah pohon yang ditanam benar-benar hidup atau bahkan mati atau juga ada yang hanyut dibawa ombak laut.

Diperlukan program yang membangun kesadaran sikap peduli lingkungan secara berkelanjutan. Salah satunya membuat lomba dengan jargon “Jaga Lingkungan” yang penilaiannya dilaksanakan selama enam bulan sehingga ada keterikatan penjagaan lingkungan bukan hanya berinovasi melakukan perbaikan terhadap lingkungan. Sehingga benar-benar program tersebut dapat membangun kebiasaan dalam diri individu untuk menjaga lingkungan.

Membangun kebiasaan pola hidup peduli lingkungan perlu berperan aktif dalam kegiatan pendidikan tentang lingkungan hidup agar memiliki pengetahuan lebih tentang pengelolaan lingkungan hidup. Pendidikan tersebut menjadi wadah untuk penggemblengan diri agar tumbuh kesadaran bergerak demi kebaikan alam.

Pelestarian kearifan lokal juga dapat menjadi jalan untuk membangun pola hidup peduli lingkungan misalnya hutan adat yang tidak boleh ditebang secara liar. Contohnya hutan adat yang ada di Kalimantan tidak dapat diganggu gugat dengan semena-mena tanpa adanya prosesi adat.

Kebiasaan peduli lingkungan tidak akan lahir tanpa adanya proses penggemblengan mental dan karakter yang pro terhadap alam. Perlu ada langkah diantaranya internalisasi nilai-nilai agama, budaya serta menambah pengetahuan dalam rangka menjaga lingkungan.

Menumbuhkan kebiasaan peduli lingkungan perlu upaya kecil dalam penerapannya. Teruslah bergerak hingga segala bentuk teriakan yang meremehkan tindakan kita berubah menjadi tepuk tangan, jawablah dengan karya nyata.***

Penulis: Fathul Bari, M.Pd., Peserta Green Leaders Indonesia Batch 2