Mengubah perspektif secara perlahan tentang bagaimana cara terbaik dalam menikmati keindahan alam dapat menjadi proses kecil yang bermakna besar, untuk mengetahui di mana dan bagaimana harusnya manusia berperan dalam sebuah lingkungan hidup dunia.
TOKOH INSPIRATIF – Kekayaan alam yang tercipta dari evolusi yang berlangsung secara konstan sejak 500 juta tahun yang lalu memberikan banyak kesempatan bagi makhluk hidup untuk berevolusi dan berkembang.
Tidak perlu terlalu jauh untuk mengetahui akan sejarah terciptanya kehidupan, karena hal tersebut bisa dilihat pada anak-anak yang fanatik terhadap dinosaurus, makhluk purba yang hidup 150 juta hingga 65 juta tahun lalu, yakni pada periode Cretaceous.
Rasa ingin tahu inilah yang membangkitkan ketertarikan bagi anak-anak untuk mengerti relasi apa yang terjadi antara dinosaurus dengan makhluk-makhluk lainnya yang hidup di muka bumi seiring berjalannya waktu hingga saat ini.
Melalui seleksi alam dan perubahan iklim, terciptalah lingkungan hidup yang dikenal manusia saat ini. Berawal dari sebuah kebun kecil di pekarangan rumah, atau bahkan kapal karam pun dapat menjadi suatu lingkungan, bilamana dapat dihuni makhluk hidup.
Secara umum, lingkungan hidup mencakup ekosistem beserta biodiversitas yang berada di dalamnya. Ekosistem baik berupa flora maupun fauna ini setiap hari berjuang tanpa henti untuk bertahan hidup.
Di mana pun mata melihat, siklus kehidupan berjalan dengan aliran yang rutin, di mana setiap mahkluk hidup memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk beradaptasi dan mencari makan. Dalam rutinitas kehidupan manusia sehari-hari juga tak jauh beda, beraktivitas dari satu hari hingga keesokan harinya secara fleksibel, layaknya air yang mengalir.
Seiring berkembangnya manusia, lingkungan pun ikut berubah. Hanya saja manusia ikut andil dalam menjadi pelopornya. Abad 21 menjadi titik balik dalam memperbaiki hubungan manusia dan lingkungan dalam perkembangan teknologi.
Sumber daya alam yang berlimpah memberikan manusia kebutuhan sehari-hari yang lebih dari cukup. Namun eksploitasi dan konsumsi secara berlebihan telah menimbulkan banyak hal buruk terhadap alam. Pencemaran lingkungan yang massif kian memperparah kondisi alam yang terus berubah secara konstan.
Satu contoh buruk yang dianggap remeh namun sangat signifikan terhadap kelestarian lingkungan yakni membuang sampah sembarangan. Satu sampah menjadi banyak, terus mengalir hingga mencemari daratan dan lautan di seluruh dunia, di mana flora dan fauna di sekitarnya terkena dampaknya.
Dampak lebih jauh, mengakibatkan beberapa spesies menjadi tergerus karena tidak mampu beradaptasi dengan perubahan yang diciptakan manusia. Akibat lebih tragis yakni terjadinya kepunahan pada spesies terntentu, sehingga tidak dapat terlihat lagi bagi generasi mendatang.
Kebiasaan-kebiasaan buruk yang tak segera diperbaiki, mengakibatkan hal-hal negatif pun mulai mengikuti. Hutan perlahan dan pasti mulai lenyap seiring dengan naiknya kapasitas agrikultur demi mengisi perut masyarakat. Kondisi ini menambah nestapa bagi hewan-hewan yang butuh tempat tinggal untuk mereka bertahan hidup.
Perkembangan manusia yang pesat menyebabkan banyak komplikasi bagi kelestarian ekosistem dan biodiversitasnya. Bila hal ini dibiarkan begitu saja, akan berbalik menyerang kehidupan manusia dalam jangka panjang.
Lingkungan hidup merupakan penghubung tak terlihat bagi manusia dan alam. Lingkungan hidup terbentuk dari evolusi yang berlangsung sangat lama hingga menuju tangan masyarakat.
Manusia dan lingkungan tidak dapat dipisahkan, karena kebutuhan manusia sehari-hari berasal dari lingkungan. Dari aspek keamanan, ekonomi, dan sosial-budaya, peran lingkungan hidup masih signifikan dalam kehidupan manusia.
Lantas, manusia diajarkan untuk menikmati keberlimpahan alam dan mencoba untuk secara perlahan menaruh rasa hormat baru bagi lingkungan hidup.
Mengubah perspektif secara perlahan tentang bagaimana cara terbaik dalam menikmati keindahan alam dapat menjadi proses kecil yang bermakna besar, untuk mengetahui di mana dan bagaimana harusnya manusia berperan dalam sebuah lingkungan hidup.
Lagi pula, menikmati dunia apa adanya merupakan hal yang baik, bagi manusia maupun bagi alam itu sendiri. Semudah menikmati indahnya matahari terbenam di sore hari.***
Penulis: Jason Irman, Peserta Green Leaders Indonesia Batch 2