Lima kebiasaan yang bisa mengganggu fungsi otak dan memicu kerusakan otak: mulai dari menutup kepala saat tidur hingga merokok.
TOKOH INSPIRATIF – Otak merupakan organ paling superior dalam tubuh manusia. Otak berfungsi untuk berpikir, menyelidiki, mengingat, dan mempelajari hal baru serta berperan sebagai komando untuk menggerakkan seluruh sistem saraf.
Otak mampu mengirimkan sinyal-sinyal kepada organ sensorik di tubuh dan memberikan informasi perintah kepada otot sehingga manusia bisa bergerak, berpikir, dan beraktivitas dengan baik.
Sepenting itulah kira-kira kerja fungsi otak pada tubuh manusia. Namun, apa jadinya jika organ ini mengalami gangguan atau bahkan kerusakan? Pastinya akan ada berbagai disfungsi organ pada tubuh manusia.
Dilansir dari Spinal Cord, kerusakan otak tidak hanya terjadi karena cedera fisik saja, tetapi juga kebiasaan ataupun serangan virus dan bakteri.
Mengingat pentingnya fungsi otak untuk manusia, tentu setiap individu perlu menjaga kesehatannya sebaik mungkin, termasuk menghindari kebiasaan-kebiasaan yang dapat mengganggu fungsinya.
Berikut ini beberapa kebiasaan sepele yang dapat mengganggu fungsi otak yang berujung pada kerusakan
Menutup kepala saat tidur
Menurut jurnal yang dipublikasikan dalam AAP News, tidur dengan menutup kepala tertutup memiliki risiko yang tinggi mengalami kematian mendadak.
Hal ini karena pada saat manusia menutup kepalanya dengan selimut maka kemungkinan ia akan kekurangan oksigen dan terus menerus menghirup karbondioksida dikeluarkan oleh sistem pernapasannya sendiri.
Otak yang kekurangan oksigen dalam durasi waktu tertentu dapat menyebabkan koma hingga kematian otak.
Mengonsumsi alkohol
Kebiasaan mengonsumsi alkohol dapat menyebabkan efek jangka panjang yang mengerikan termasuk kerusakan otak.
Dilansir dari Medical News Today, orang-orang yang mengonsumsi alkohol secara berlebihan dalam waktu lama, akan mengalami kerusakan otak secara berulang.
Para ilmuwan percaya, konsumsi alkohol dapat menyebabkan sindrom Wernicke-Korsakoff, yakni suatu kondisi otak yang menyebabkan amnesia, kebingungan ekstrim, serta gangguan penglihatan.
Kurang berolahraga dan Kurang makan makanan bergizi
Situs Mayo Clinic menyebutkan, sebuah penelitian menunjukkan, kurang berolahraga meningkatkan risiko demensia. Hal ini serupa juga terjadi pada orang-orang yang kurang mengonsumsi makanan sehat.
Demensia merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh adanya penurunan fungsi otak. Penderitanya akan mengalami kehilangan ingatan, kesulitan berkomunikasi, gangguan penglihatan, kebingungan, serta gangguan koordinasi dan fungsi motorik.
Dalam penelitian tersebut membuktikan bahwa orang yang makan makanan tidak sehat, lebih berisiko terkena demensia daripada orang-orang yang makan makanan bergizi.
Merokok
Banyak yang setuju bahwa kebiasaan merokok tidak baik untuk kesehatan. Bukan pendapat yang salah memang, karena kebiasaan ini memang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk kerusakan otak.
Mayo Clinic menilai, kebiasaan merokok dapat meningkatkan risiko terkena penyakit otak seperti demensia hingga kanker otak.
Hal ini karena terdapat berbagai zat berbahaya di dalam rokok yang dapat menyumbat pembuluh darah termasuk pembuluh darah pada otak.
Kurang tidur
Bukan hanya tubuh, namun otak juga memiliki waktu untuk beristirahat. Normalnya waktu tidur dalam satu hari untuk orang dewasa adalah 5-8 jam. Jika kurang dari itu maka akan menyebabkan gangguan pada otak.
Dikutip dari Thought Co, sebuah penelitian menunjukkan bahwa kelompok tikus yang waktu tidurnya dikurangi, akan kehilangan 25 hingga 30 persen saraf tertentu. Hal ini menyebabkan masalah pada komunikasi saraf antar-organ.
Penelitian ini tentu memberikan petunjuk bahwa ada kemungkinan hal serupa juga terjadi pada manusia, apalagi jika sering dilakukan.***
Sumber: Tirto.id