Beras buatan ini selain memiliki kandungan gizi lengkap, juga diklaim bisa menjadi bahan pangan pokok pengganti beras sehingga impor beras dapat berkurang. Inovasi mahasiswa FTB UB ini meraih tiga penghargaan di India.
Mahasiswa Indonesia kembali menunjukkan prestasinya di kancah Internasional. Empat mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya (UB) Malang, Alfisah Nur Annisa A, Widya Nur Habiba, Annisa Aurora Kartika, dan Joko Tri Rubiyanto, sukses menciptakan beras sintetis atau biasa disebut juga dengan beras analog. Mereka memberi nama beras tersebut dengan “NABU”.
Widya, salah satu anggota tim yang menciptakan beras analog NABU mengatakan, beras analog ciptaan mereka dapat dikonsumsi sebagai bahan pangan pokok pengganti beras pada umumnya, sehingga dapat mengurangi import beras.
“Selain itu, beras analog ini dapat mengatasi kelaparan dan malnutrisi seperti yang dialami oleh Suku Asmat di Papua beberapa waktu lalu,” ujar Widya.
Di bawah bimbingan dosen Dr Aji Sutrisno, keempat mahasiswa itu sengaja menciptakan NABU yang kandungan gizinya lebih lengkap dari beras pada umumnya. NABU ciptaan mereka juga memiliki kadar glikemik indeks yang rendah sehingga dapat mencegah penyakit diabetes.
Widya menjelaskan, bahan baku yang digunakan dalam pembuatan NABU merupakan bahan pangan lokal yang mudah ditemukan di Indonesia dan mudah tumbuh dalam kondisi ekstrim. Proses pembuatan NABU pun relatif mudah, yakni jagung, sagu dan umbi porang sebelumnya di buat tepung, di campurkan dengan berbagai perbandingan, selanjutnya di kukus, dibentuk dan dikeringkan hingga berbentuk bulir beras.
Berkat beras analog NOBU yang berbahan pangan lokal tersebut, keempat mahasiswa FTP UB Malang itu berhasil mengharumkan nama Indonesia di kompetisi ilmiah The International Union of Food Science and Technology (IUFoST) Product Development Competition 2018, yang berlangsung di CIDCO Exhibition Centre, Mumbai India 23-27 Oktober 2018.
Mereka juga sukses meraup tiga dari total lima award yang diperebutkan, yaitu Best Oral Presentation, Best Commercial Content, serta Best Overall Project.
IUFoST Product Development Competition 2018 merupakan kompetisi ilmiah dua tahunan tingkat dunia di bidang pengembangan produk pangan. Ajang ini dimulai sejak 1962 dengan motto Food Science Fighting Hunger. Tahun 2018, tema yang diangkat adalah 25 Billion Meals a Day by 2025 with Healthy, Nutritious Safe and Diverse Food.
Keberhasilan Widya dan kawan-kawan berhasil menyisihkan tiga ribu kontestan dari 74 negara dan maju sebagai finalis bersama lima tim lainnya dari Selandia Baru, China, Singapura, Colombia, dan India. #