Sarwono adalah sosok negarawan Indonesia yang membanggakan. Pandangannya jauh ke depan, pikirannya tajam, dan jago navigasi di antara lautan politik Indonesia yang sangat beriak. Saat menjadi menteri Lingkungan Hidup, dia mengurusi lingkungan dari puncak pegunungan hingga dasar lautan. Sarwono adalah sosok panutan bagi generasi saat ini dan yang akan datang.
TOKOH INSPIRATIF – Kabar lelayu datang dari Penang, Malaysia, pada Jumat 26 Mei 2023. Sarwono Kusumaatmadja berpulang saat menjalani perawatan kanker paru-paru yang telah lama menggerogoti tubuh tipisnya, di Adventis Hospital, sekitar pukul 17.12 waktu setempat.
Penasihat Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya ini meninggal persis dua bulan sebelum usianya genap 80 tahun.
Sarwono Kusumaatmadja adalah sosok negarawan Indonesia yang membanggakan. Dia mampu menyeberangi zaman dengan mulus. Sebagai Sekretaris jenderal Golongan Karya, lalu menjadi menteri pendayagunaan aparatur negara dan berlanjut menjadi menteri lingkungan hidup, dia merupakan satu motor penggerak orde baru.
Ketika rezim itu runtuh dan dihujat habis, Sarwono tetap dipercaya menjadi menteri. Adalah Presiden Abdurraman Wahid yang menunjukknya sebagai menteri Eksplorasi Kelautan (1999-2001).
Rampung menjadi menteri, Sarwono terpilih dalam pemilu legislatif 2004 sebagai anggota DPD RI dari DKI Jakarta pada tahun 2004.
Kiprah Sarwono di bidang lingkungan hidup tidak pernah memudar. Hingga akhir hayatnya, peraih Bintang Mahaputera Adipradana ini menjabat sebagai penasihat untuk Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Ketua inisiatif Perubahan Iklim Indonesia.
Dia juga berkecimpung di dunia NGO dengan menjadi pengawas di Yayasan Konservasi Alam Nusantara, sebuah organisasi nirlaba berbasis ilmiah yang bertujuan mewujudkan keselarasan alam dan manusia melalui tata kelola sumber daya alam yang efektif.
Hidup sederhana
Meski sudah mencicipi berbagai kursi kekuasaan dan berada di lingkar dalam istana saat Orde Baru berkuasa, bukan berarti Sarwono Kusumaatmadja bisa sekehendak hatinya mengeruk kekayaan untuk kepentingan pribadi. Sarwono Kusumaatmadja tetaplah sosok sederhana dan figur berintegritas tinggi.
Dalam sebuah wawancara, Sarwono mengaku tidak memiliki rumah dan hanya memiliki satu unit mobil keluaran tahun 2006. Ia mengatakan tak melihat adanya kepentingan untuk memiliki banyak harta, termasuk rumah pribadi.
“Saya melihat tidak ada perlunya memiliki banyak harta, termasuk rumah,” ujar Sarwono yang merupakan adik Mochtar Kusumaatmadja, mantan Menteri Luar Negeri dan Menteri Kehakiman di era Orde Baru.
Sosok egaliter dan konsisten
Di mata orang-orang yang mengenalnya, Sarwono Kusumaatmadja dikenal sebagai sosok egaliter. Dia mau berdiskusi dengan siapa pun, termasuk anak-anak muda. Sarwono mau menerima pandangan, masukan dan saran dari siapa pun.
“Sikap egaliter ini yang membuat almarhum dapat masuk ke berbagai kalangan,” kata Erwin Widodo, Senior Advisor for Business DIPI (Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia), melansir Mongabay Indonesia, Sabtu 27 Mei 2023.
Damayanti Buchori, Guru Besar IPB menyatakan, “Kerendahan hati membuat sosok Sarwono dicintai semua kalangan. Dia orangnya tegas, tetapi memiliki hati sangat lembut dan penuh kearifan. Beliau tidak pernah letih untuk selalu mengingatkan kita bahwa sudah menjadi kodrat bahwa manusia seharusnya menjaga alam.”
“Hingga masa tuanya, dia selalu bersemangat membina kader-kader muda di bidang lingkungan hidup,” kata Director CTSS (The Center for Transdisciplinary and Sustainability Sciences), IPB.
Chalid Muhammad, anggota Dewan Pertimbangan Perubahan Iklim dan Dewan Pengarah Penghargaan Adipura yang dipimpin Sarwono Kusumaatmadja memiliki banyak kenangan berkesan dengann sosok Sarwono.
“Kekuatan dari sosok almarhum adalah setiap keputusan yang mau diambil selalu didasarkan kekuatan saintifik. Hasil analisis, riset, yang kemudian diramu dengan pendekatan politik, memudahkannya berkomunikasi dengan banyak pihak,” kata Chalid.
Salah satu yang fenomenal, menurut Chalid, ketika terjadi kebakaran hutan sangat luas di Indonesia pada 1997. “Dia memadukan kajian analisis dengan tindakan strategis dengan melibatkan stakeholder, dan itu mendapatkan apresiasi banyak pihak.”
Selain itu, Sarwono bisa dekat banyak pihak, meskipun seorang politisi. Dia sosok sederhana, tegas, tidak diskriminatif, tidak memandang pihak yang berbeda pandangan sebagai ancaman, dan mungkin latar belakang sebagai aktivis mahasiswa dan kematangannya di organisasi politik, yang menjadikan Sarwono sebagai menteri yang berbeda saat itu.
“Pengalaman saya ketemu Sarwono tahun 1994. Ke rumah dinasnya. Disambut hangat, dengan ramah. Tidak memandang kami sebagai orang muda, yang harus dibuat jarak. Justru kami diajak berdiskusi dan bertukar pikiran, sehingga membuat saya respek dengannya. Sejak itu, kami sering berdiskusi,” kata Chalid Muhammad.
Chalid menyatakan, komitmen Sarwono terhadap penataan lingkungan hidup di Indonesia, selalu terjaga, hingga akhir hayatnya.
“Dia tidak pernah lepas memantau perkembangan isu-isu lingkungan hidup. Termasuk persoalan perubahan iklim. Dia menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Perubahan Iklim dan selalu berbagai pengetahuan dengan anak-anak muda. Dia selalu konsen memikirkan kebaikan untuk banyak orang.”
Damayanti menilai, Sarwono adalah sosok negarawan Indonesia yang membanggakan. Pandangannya jauh ke depan, pikirannya tajam, dan jago navigasi di antara lautan politik Indonesia yang sangat beriak.
“Pembelaannya yang sangat konsisten terhadap lingkungan hidup dan keberaniannya mengambil keputusan-keputusan besar menjadi kunci terobosan-terobosan Indonesia di bidang lingkungan,” kata Damayanti.
Salah satu pandangannya yang jauh ke depan soal lingkungan hidup, kata Erwin adalah saat menjadi Menteri Eksplorasi Kelautan. Dia menata sedemikian rupa persoalan lautan Indonesia setelah sekian belas tahun diberlakukan dalam perspektif daratan.
“Jadi, ketika dunia saat ini bicara blue carbon, Indonesia merupakan negara kepulauan di dunia yang paling siap,” kata Erwin.
“Dia sosok yang mengurusi lingkungan hidup dari puncak pegunungan hingga dasar lautan. Dia seorang pejuang, pahlawan,” ujar Erwin.
Kini, Sarwono Kusumaatmadja, sosok kharismatik dan visioner itu telah berpulang. Sarwono dikebumikan dimakamkan di Pemakaman San Diego Hills, Midday Mansion, Kav C-31, pada Minggu 28 Mei, setelah sebelumnya jenazah disemayamkan di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian LHK, Jl. Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang. Bagi generasi muda, sosok Sarwono Kusumaatmadja adalah figur sempurna yang pantas dijadikan contoh dan inspirasi. Sulit menemukan orang berintegritas seperti Sarwono Kusumaatmadja di era politik modern.
Selamat jalan pejuang lingkungan hidup Indonesia.***