Bunga Edelweis Rawa

 

TOKOH INSPIRATIF –  Sosok Mang Uprit viral setelah kemarahannya lantaran bunga Edelweiss Rawa yang ditanam di Ranca Upas, Kabupaten Bandung rusak akibat kegiatan ajang komunitas motor trail pada Minggu 5 Maret 2023 lalu.

Video amarah pria yang memiliki nama asli Supriata ini diunggah oleh akun Twitter @MrBekalicky89 dan meramaikan jagat media sosial. Dalam video tersebut, tampak hamparan lahan tanaman Edelweis Rawa hancur akibat acara dari pecinta motor trail di daerah Ranca Upas, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Masih dalam video yang sama, iring-iringan motor trail yang jumlahnya cukup banyak, puluhan bahkan mungkin ratusan, tampak stuck di sebuah area berlumpur, dan beberapa peserta tampak kesal menyalahkan panitia. Ban dari motor-motor itu tertancap di area lumpur dan tak bisa berjalan.

Mang Uprit yang merupakan petani bunga sekaligus aktivis lingkungan yang aktif bergiat melestarikan Edelweis Rawa di kawasan Ranca Upas, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sangat menyesalkan ulah panitia dan pihak Perhutani yang memberi ijin acara tersebut.

Pantas saja Mang Uprit murka. Ternyata areal berlumpur yang porak poranda itu menjadi tempat tumbuh tanaman endemik khas Ranca Upas yang dilindungi, yaitu Edelweis Rawa atau Bunga Rawa Edelweis.

Supriatna alias Mang Uprit yang marah karena hamparan tanaman Edelweis Rawa hancur akibat kegiatan kelompok motor trail di Rawa Upas, Bandung.

Kini, Mang Uprit harus berurusan dengan polisi akibat aksinya. Mang Uprit dimintai keterangan oleh Polresta Badung berkaitan dengan kasus perusakan lingkungan dan perusakan tiga unit motor oleh beberapa peserta yang murka terhadap panitia penyelenggara ajang trail itu. Dedi Mulyadi, anggota DPR RI, mendampingi Mang Uprit selama proses ini berlangsung.

Adapun video kemarahan sang aktivis lingkungan sekaligus petani tersebut menuai reaksi dari berbagai pihak. Banyak yang menyesali kejadian tersebut karena bunga tersebut tergolong langka.

Hal ini pun mengundang respons dari berbagai pihak. Termasuk di antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang mengklaim bakal mendalami hal tersebut.

Namun, sebenarnya apa itu bunga edelweis rawa? Apa bedanya dengan edelweis di bunga abadi? Berikut ini penjelasannya yang diambil dari berbagai sumber.

Apa itu Edelweis Rawa

Bunga Edelweis Rawa punya julukan sebagai bunga abadi. Sebab, ketika bunga ini dipetik, maka ia tidak akan mudah layu.

Disebut sebagai ‘edelweis rawa’ karena bentuk dan sifatnya yang mirip dengan bunga edelweis. Bunga ini tak mudah layu saat dipetik, sama abadinya dengan bunga edelweis.

Selain itu, karena ia kerap tumbuh di dekat rawa, maka dinamakan sebagai edelweis rawa.

Secara ilmiah, edelweis rawa ini memiliki nama Syngonanthus flavidulus. Di Amerika Serikat, bunga ini dikenal dengan nama Yellow hatpins.

Yellow hatpins merupakan salah satu dari kelompok tumbuhan air. Tanaman jenis ini melakukan fotosintesis dari tanah, bukan dari udara.

Bagi yang belum tahu, hatpin sendiri merupakan sebuah aksesoris untuk topi pada zaman dahulu. Bentuknya mirip dengan tusuk konde atau jarum tetapi berukuran sangat besar. Kurang lebih, bunga ini memiliki bentuk yang demikian sehingga dinamakan sebagai hatpins.

Dari segi fisik, bunga ini memiliki batang yang panjang dengan bunga yang berbentuk membulat. Saat belum mekar, bunga ini memiliki warna agak kecoklatan. Namun, mahkota bunga ini memiliki warna putih ketika mekar.

Sementara edelweis sendiri memiliki nama ilmiah Anaphalis javanica. Tanaman ini sangat populer di antara para pendaki gunung. Pasalnya, bunga ini sering kali ditemukan di area pegunungan dengan ketinggian sekitar 1.600-3.600 mdpl.

Tangkap layar Video puluhan motor dari komunitas Motor Trail yang terjebak di hamparan rawa tempat tumbuh Edelweis Rawa di Ranca Upas, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Keindahan edelweis bisa dinikmati saat Anda mendaki beberapa gunung di Indonesia. Misalnya saja Gunung Lawu, Gunung Semeru, Gunung Gede-Pangrango, hingga Gunung Rinjani.

Edelweis juga dikenal sebagai ‘bunga abadi’. Betapa tidak, bunga satu ini tetap kokoh dan kuat meski dipetik dari tangkainya. Bunga ini juga disebut dapat mekar selama 10 tahun lamanya.

Namun, bunga satu ini tak boleh sembarang dipetik. Larangan ini bahkan muncul dalam beleid Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya.

Mengapa bunga ini langka?

Alasan yang membuat bunga ini langka adalah karena sebaran habitatnya. Di dunia, hanya ada dua negara yang menjadi tempat bunga edelweis rawa tumbuh, yaitu di Amerika Serikat dan Indonesia.

Di Indonesia, tanaman ini hanya ada di dua tempat. Pertama di Bumi Perkemahan Ranca Upas serta di tepian Danau Ciharus yang ada di Cagar Alam Kamojang. Dulu bunga ini juga terdapat di Kalimantan, tetapi sekarang keberadaannya sudah tidak ditemukan lagi.

Selain itu, bunga ini juga terdapat di Florida, Amerika Serikat. Kalau di sana, populasinya masih tergolong cukup banyak ditemui. Daerah Alabama, Georgia, Carolina Utara, serta Carolina Selatan juga menjadi wilayah persebaran dari bunga ini.

Hal inilah yang menjadi alasan utama mengapa ketika bunga ini rusak, Supriatna atau yang kerap disapa Mang Uprit sebagai aktivis lingkungan menjadi marah.

Tidak cuma itu saja, bunga ini juga tergolong sebagai tanaman yang perlu waktu lama untuk bertumbuh, kurang lebih sampai empat bulan hingga tunas muncul, lalu dua bulan untuk bisa dipetik. Pengembangbiakkannya juga harus dimulai lagi dari awal sampai hingga seperti ketika sebelum dirusak.

Demikian penjelasan mengenai bunga edelweis rawa dan bedanya dengan edelweis si bunga abadi. Jadi, kalau Anda ingin melihat bunga endemik ini di Ranca Upas, setidaknya harus menunggu beberapa bulan ke depan.***