Seekor bebek berenang melintasi kumpulan botol plastik di Sungai Sava, Beograd, Serbia. Satwa-satwa terancam bahaya jika mereka menelan limbah plastik di sungai, danau, dan lautan (Foto:ANDREJ ISAKOVIC/AFP/GETTY IMAGES)

Penanganan sampah hingga saat ini masih terus menjadi permasalahan yang besar dan rumit, khususnya di Indonesia. Hal ini sangat wajar, karena banyak efek yang ditimbulkan akibat dari buruknya penanganan sampah.

TOKOH INSPIRATIF – Kebersihan lingkungan menjadi hal yang sering dilalaikan oleh masyarakat. Di sisi lain, penurunan kualitas lingkungan merupakan dampak dari pertambahan jumlah penduduk yang pesat.

Akibat rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup menimbulkan permasalahan lingkungan hidup yang cukup serius sampai saat ini. Masyarakat perlu mengetahui bahwa kebersihan dan kesehatan lingkungan berdampak langsung bagi kehidupan mereka terutama dalam hal penanganan sampah limbah padat.

Penanganan sampah mesti ditangani secara serius karena peningkatan dari segi kuantitas, kualitas, dan keanekaragaman jenis sampah makin meningkat seiring dengan pemanfaatan teknologi pengemasan yang semakin baik.

Sampah merupakan sisa hasil buangan dari aktivitas manusia yang berbentuk padat dan cair yang sudah tidak terpakai atau tidak dibutuhkan lagi. Jenis sampah dapat dibagi dua, yaitu sampah organik yang merupakan sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai (degradable) secara alami tanpa proses campur tangan manusia dan sampah anorganik yang merupakan sampah yang sulit terurai (undegradable) secara alami.

Pengelolaan sampah mencakup pengumpulan, perwadahan, penyimpanan, pengangkutan, proses pengolahan dan pembuangan akhir. Semua cakupan ini harus didasarkan pada prinsip kesehatan manusia, kesehatan lingkungan, ekonomi, estetika lingkungan, teknik (enginering) dan perubahan prilaku masyarakat.

Pengumpulan dan pemilahan sampah, pengangkutan, pengolahan dan sampai pada pembuangan akhir merupakan teknik operasional pengelolaan sampah yang terintegrasi dan terpadu. Pencegahan dan pengurangan sampah idealnya harus dilakukan di awal proses aktivitas yang berpotensi menghasilkan sampah.

Sebagai contoh sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga dapat dilakukan pencegahan timbulan sampah melalui beberapa cara yaitu memilih bahan makanan alami yang di proses sendiri, mengurangi bahan makanan yang di kemas menggunakan plastik, kaleng dan styrofoam, mengurangi konsumsi makanan siap saji (junk food),mengurangi sifat konsumtif barang secara berlebihan, memanfaatkan bahan dan barang untuk keperluan sehari-hari secara efektif dan efisien.

Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus. Sampah spesifik biasanya dihasilkan dari kegiatan yang berorientasi medis dan produk industri tertentu yang biasa disebut sebagai sumber sampah sebagai asal dari timbulan.

Sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan lebih banyak daripada produk yang dihasilkan. Hal ini memberi masalah baru pembuangan sampah.

Salah satu cara paling efektif untuk memperbaiki masalah pembuangan limbah padat adalah dengan mengurangi jumlah dan toksisitas limbah yang dihasilkan. Tetapi seiring dengan pencarian orang untuk kehidupan yang lebih baik dan standar yang lebih tinggi, mereka cenderung mengonsumsi lebih banyak barang dan menghasilkan lebih banyak sampah.

Sebagai konsekuensi, masyarakat industri mencari metode yang lebih baik dalam pengelolaan sampah dan cara untuk mengurangi jumlah sampah yang perlu ditimbun.

Penanganan sampah hingga saat ini masih terus menjadi permasalahan yang besar dan rumit, khususnya di Indonesia. Hal ini sangat wajar, karena banyak efek yang ditimbulkan akibat dari buruknya penanganan sampah.

Jumlah volume sampah semakin hari semakin banyak karena semakin beragamnya aktivitas manusia yang menghasilkan produk sisa atau limbah.***

Penulis: Nurzannah Ferbina br. Sembiring, Peserta Green Leaders Indonesia Batch 2