Teknologi Ramah Lingkungan. 

Arya Nardhana Syariendrar (kiri) dan Sanika Putra Ramadhan (kanan) memegang piagam World Creativity Festival (Foto: Dok Pribadi)

Kreativitas anak bangsa memang tidak bisa terbantah lagi. Terbukti dengan makin banyaknya penemuan yang sangat berguna, terutama dalam bidang teknologi ramah lingkungan. Penemuan-penemuan mereka juga tidak hanya mendapat apresiasi dari dalam negeri, tapi juga dari luar negeri.

Penasaran apa saja penemuan anak bangsa yang membanggakan? Simak empat penemuan teknologi ramah lingkungan karya anak bangsa berikut ini.

 

1. Lemari Es Tanpa Listrik

Umur tidak bisa membatasi seseorang dalam melakukan sebuah perubahan. Hal sekecil apapun bisa menjadi sebuah peluang yang baik dalam menciptakan teknologi ramah lingkungan. Hanya perlu percaya diri serta kesabaran dalam mewujudkannya. Seperti dua siswa SD Al Azhar 14 Semarang yang bisa menjadi inspirasi Anda untuk terus berkarya mengharumkan nama bangsa Indonesia. Lemari es tanpa listrik yang dibuat oleh Arya dan Sanika berhasil membawa medali perunggu setelah mengikuti World Creativity Festival Advanced Institue and Technology (KAIST) Daejon, Korea Selatan tahun 2015.

Ide kedua anak tersebut dibuat menggunakan alat dan bahan yang cukup sederhana seperti box sterofoam, kaleng biskuit untuk menaruh sayur atau buah, pasir dan air dingin untuk menjaga kestabilan suhu dalam sterofoam.

2. Kompor Hidrogen

Seorang pemuda bernama Dede Miftahul Anwar berhasil membuat kompor berbahan hydrogen atau air. Idenya ini berawal dari masalah yang terjadi di kampungnya, Desa Cihambulu, Kabupaten Subang, yaitu langkanya ketersediaan bahan gas elpiji sehingga mempersulit para warga untuk mendapatkan gas elpiji tersebut. Dengan kemampuan Dede, seorang mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang dapat menganalisa masalah serta melihat peluang untuk mengatasi masalah tersebut, maka terciptalah kompor yang memiliki teknologi ramah lingkungan ini.

Perusahaan yang telah dibangun oleh Dede diberi nama CV ENERGON (Energi Olahan Nasional), dan memiliki visi menjadi perusahaan mandiri energi nasional berbasis hidrogen berdaya saing tinggi. Produk ini akan dipasarkan dengan harga Rp 450 ribu dan pengisian gas hidrogen hanya dengan Rp 10 ribu. Jika Anda berminat memiliki salah satu teknologi ramah lingkungan ini, Anda dapat dengan mudah melihat informasi penjualan produk ini di internet. Selain dapat mendukung karya anak bangsa dalam mengembangkan teknologi ramah lingkungan, bahan bakar hydrogen juga jauh lebih efisien untuk digunakan pada keperluan sehari-hari.

3. Lampu Seumur Hidup

Siapa yang menyangka sebuah bakteri dapat bermanfaat sebagai salah satu teknologi ramah lingkungan. Salah satu contoh nyata yang dapat Anda lihat yaitu terciptanya karya terbaik dari tiga orang mahasiswa dan mahasiswi Universitas Brawijaya, Malang. Elok Fitriani Tauziat, Nurhasna Fauziyyah, dan M. Alfian Arifin memanfaatkan ilmu mereka di bangku kuliah jurusan Perikanan dan Ilmu Kelautan dengan menciptakan teknologi ramah lingkungan untuk mengatasi krisis energi listrik.

Dengan menggunakan Bakteri Bioluminescence dan alat Biolie, cahaya yang dihasilkan mencapai 10.68 watt untuk menerangi sebuah ruangan hingga 68 meter. Untuk dapat menggunakannya di rumah, sebaiknya cari tahu terlebih dahulu melalui internet secara teliti karena bakteri yang harus Anda gunakan adalah bakteri pada tubuh cumi-cumi. Lampu seumur hidup akan bertahan lama jika Anda bisa merawatnya dengan memberikan bakteri tersebut nutrisi berupa sayuran yang sudah difermentasi.

4. Motor Listrik

Seiring berjalannya waktu, Indonesia mulai memiliki kemampuan dalam mengembangkan teknologi ramah lingkungan yang inovatif. Brand Gesits (Garansindo Electric Scooter ITS) menambah deretan karya anak bangsa yang patut dibanggakan. Anda bisa memesan motor listrik ramah lingkungan ini secara online melalui websitenya karena akan diproduksi secara masal pada tahun 2018, dan akan diluncurkan secara resmi pada tahun 2019.  Dengan kapasitas baterai 5.000 wh atau 5kWH, motor listrik ini bisa menempuh 80 hingga 100 km setelah melakukan pengisian baterai selama empat jam. Para pembuat teknologi ramah lingkungan yang juga adalah mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November, berhasil membuktikan bahwa Indonesia memiliki peluang dalam melakukan inovasi yang bisa bermanfaat bagi masyarakat luas.

Tertarik untuk memilikinya atau Anda siap menciptakan sebuah teknologi ramah lingkungan sendiri? #