Ternyata, Diet Kantong Plastik Itu Mudah

Tidak harus menjadi aktivis lingkungan terlebih dahulu untuk mengurangi penumpukan sampah plastik. Dengan aksi sederhana dalam mengurangi sampah plastik atau diet plastik ini dapat dimulai dari kita sendiri.

Diet tidak melulu tentang makanan atau minuman yang kita konsumsi. Diet yang saat ini sedang ngetren adalah diet sampah plastik, termasuk kampanye diet kantong plastik yang kini ramai disosialisasikan.

Tahukah Anda, banyak sekali bahaya kantong plastik yang mengintai tanpa kita sadari. Berbagai pemberitaan tentang menumpuknya sampah plastik hingga akhirnya mencemari tanah dan ekosistem laut makin sering kita dengar. Akibatnya banyak binatang laut dan juga burung-burung yang mati karena menganggap sampah-sampah plastik itu adalah makanan. Selain itu tingginya polusi di lautan, sampah plastik juga mempengaruhi kadar polutan yang terdapat pada makanan laut yang kita konsumsi.

Persoalan mengenai bahaya limbah plastik merupakan masalah dunia. Limbah plastik di Amerika Serikat sebanyak 33,6 juta ton, hanya 9,5 persen saja yang didaur ulang. Faktanya, masyarakat Jakarta mampu menghasilkan sekitar 6.500 ton sampah dalam sehari.

Di antara ribuan ton sampah tersebut, sebanyak 300 juta kantong plastik menjadi menyumbang terbesar sampah di DKI Jakarta, demikian menurut data Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik. Dampak sampah plastik yang tidak mudah terurai, selain membuat masalah serius pada lingkungan, juga berdampak bagi kesehatan masyarakat.

Di antara semua jenis sampah plastik, kantong plastik menjadi penyumbang terbesar sampah di Indonesia apalagi jika diakumulasikan dengan sedotan, sendok, dan styrofoam yang juga terbuat dari bahan plastik. Karena itu, diet kantong plastik yang telah menjadi tren pada generasi 15-35 tahun yang peduli terhadap isu lingkungan dan kesehatan, perlu terus didengungkan.

Tidak harus menjadi aktivis lingkungan terlebih dahulu untuk mengurangi penumpukan sampah plastik. Dengan aksi sederhana dalam mengurangi sampah plastik atau diet plastik ini dapat dimulai dari kita sendiri. Begini caranya:

1. Menolak kantong plastik yang diberikan.

Coba ingat-ingat, dalam sehari Anda bisa pegang berapa banyak kantong plastik saat belanja? Bila lumayan banyak, berarti saatnya mengurangi kantong plastik harian. Say no to plastic bag! Berani menolak kantong plastik yang diberikan ketika Anda berbelanja, adalah cara bijaksana. Ganti kantong plastik dengan tote bag atau kantong lipat yang dapat dipakai berulang-ulang.

2. Tidak menggunakan sedotan sekali pakai.

Minuman dingin nan menyegarkan memang sangat nimat diseruput ketika hari panas. Biasanya minuman ini disajikan dengan sedotan. Namun tahukah Anda bahwa sedotan plastik sekali pakai merupakan salah satu penyumbang sampah terbesar di dunia? 

Tolak dan kembalikan sedotan plastik sekali pakai. Lakukan diet sedotan plastik dan menggantinya dengan sedotan berbahan baja, bambu, atau kaca yang bisa kamu bawa ke mana-mana. Sedotan yang lebih ramah lingkungan seperti ini sudah bisa Anda dapatkan di market place ataupun toko online dengan bentuk lucu dan imut!

3. Membawa kotak makan dan tempat minum sendiri.

Membawa bekal makanan ketika beraktivitas sesunguhnya juga dapat mengontrol asupan makanan kita. Kotak kosongnya juga bisa digunakan untuk membungkus makanan dan membawanya pulang. Jadi, tak perlu lagi beli makanan yang dibungkus menggunakan stereofoam dan plastik.

Untuk Anda pecandu kopi, daripada memakai gelas karton atau plastik sekali pakai, lebih baik membawa gelas tumbler  sendiri. Beberapa kedai kopi bahkan memberikan potongan untuk pelanggan yang membawa gelas wadahnya sendiri.

4. Membawa alat makan sendiri.

Selain membawa kotak makan dan botol minum sendiri, jangan lupa untuk membawa alat makannya juga! Ketika Anda membungkus makanan, tolak sendok atau garpu plastik sekali pakai yang diberikan. Anda bisa membawa dan menggunakan alat makan berbahan baja ataupun bambu yang lebih ramah lingkungan.

5. Tidak menggunakan pisau cukur sekali pakai.

Benda-benda plastik sekali pakai memang praktis dan murah, tapi pikir lagi bagaimana dampaknya bagi lingkungan. Cobalah cari pisau cukur yang bisa diisi ulang. Meski harganya relatif lebih mahal, setidaknya sampah plastik yang dihasilkan dari pemakaian individu lebih sedikit kan?

6. Tidak menggunakan cotton buds bergagang plastik.

Cotton buds fingsinya bermacam-macam, dari untuk menghapus riasan yang salah, penggunaannya juga bisa untuk bayi dan anak-anak. Pilih yang bergagang karton. Karena, bahan karton lebih mudah terurai dan lebih mudah untuk didaur ulang dibandingkan dengan plastik.

7. Tidak menggunakan produk perawatan dengan mikroplastik.

Microbeads atau mikroplastik ini adalah butiran-butiran kecil plastik (biasanya polyethylene atau polypropylene), digunakan pada produk perawatan atau produk pembersih sebagai scrub. Yang perlu Anda tahu, selain berbahaya bagi kesehatan, mikroplastik juga dapat merusak lingkungan. Bayangkan saja, mikroplastik yang sangat kecil itu terbuang ke laut sebagai limbah. Lalu dimakan karena dianggap plankton oleh hewan laut, dan akhirnya kembali ke tubuh kita, ketika kita mengkonsumsi makanan laut yang mengandung mikroplastik ini.

Sebagai milenial yang sadar lingkungan, cara diet kantong plastik atau diet plastik sekali pakai mana yang sudah Anda lakukan?

Kalau sudah melakukan hal-hal di atas demi bumi dan lingkungan yang lebih baik, hal terakhir yang harus diingat adalah membuang sampah pada tempatnya dan pisahkan juga sampah menurut jenisnya!#