Inilah tiga aplikasi mitigasi banjir karya anak bangsa agar dampak buruk bencana bajir dapat diminimalkan.

Winter is coming, banjir is coming. Sebuah ungkapan yang seringkali menghiasi keseharian warga Jakarta ketika musim hujan turun. Tak heran, karena ibu kota negara Indonesia ini merupakan salah satu kota langganan banjir di Tanah Air.

Namun demikian pemerintah terus mencari solusi untuk mengurangi musibah banjir yang terus menerpa DKI Jakarta. Demikian juga dengan daerah-daerah lain yang menghadapi bencana serupa.

Berbagai upaya telah dilakukan, mulai dari pengerukan sampah yang ada di sungai, hingga relokasi penduduk yang berada di bantaran sungai. Namun nampaknya belum membawa perubahan yang signifikan, upaya mitigasi perlu diterapkan.

Dari deretan tindakan serta inovasi yang telah dibuat, ada tiga aplikasi yang layak untuk dicoba. Ketiga aplikasi ini bisa diunduh app store maupun playstore dan diakses melalui telepon pintar.

Dilansir dari berbagai sumber, inilah tiga aplikasi mitigasi peramal banjir karya anak bangsa.

FEWEAS

 Armi Susandi menciptakan teknologi peringatan dini bencana yang berguna bagi bangsa. Pria kelahiran Padang, 04 September 1969, ini meraih gelar doktornya dalam bidang perubahan iklim dari Max Planck Institute for Meteorology, Jerman.

Sosok yang akrab disapa Armi mempunyai ide untuk membuat prediksi kebencanaan khususnya hidrometeorologi yang nantinya dapat diinformasikan kepada masyarakat secara cepat dan mudah, dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti. Kebetulan, pada 2002 ia berkesempatan menjejakkan kaki di Colorado, Amerika Serikat tepatnya di National Center for Atmospheric Research (NCAR).

Di sana sedang membuat sistem informasi tentang potensi Malaria, mengambil lokasi suatu negara di Afrika dengan basis kecamatan. Data yang digunakan adalah data satelit. Mengetahui bahwa teknologi tersebut sangat bagus, sehingga ia coba terapkan di Indonesia dengan peruntukan yang berbeda, yakni prediksi dan potensi bencana.

Armi melihat bahwa di Indonesia saat ini hanya ada early warning atau peringatan dininya saja, tanpa ada early action atau tindakan awal (pencegahan). Prediksi dibutuhkan untuk menentukan tindakan awal yang tepat. Karena itulah Armi membuat FEWEAS (Flood Early Warning and Early Action System).

Proses penciptaan FEWEAS dimulai dari pembuatan model iklim jangka panjang yang selanjutnya diterapkan ke banyak tempat di Indonesia sehingga tahu kapan bencana itu akan terjadi berdasarkan curah hujan yang terjadi. Selanjutnya terciptalah model cuaca jangka pendek.

Semua teknologi tersebut menghasilkan prediksi dengan interval waktu hitungan jam saja. Prediksinya mudah diakses melalui aplikasi yang dapat diunduh di telepon genggam atau dengan membuka websitenya.

Armi berharap dengan adanya teknologi yang sudah diciptakan, kebencanaan bisa lebih ditekan karena masyarakat memiliki hak untuk berkurang kebencanaannya dan pemerintah memiliki kewajiban untuk mewujudkannya dengan teknologi.

L-FLOOD

Di Bojonegoro, ada aplikasi peringatan dini banjir bernama L-Flood. Aplikasi ini adalah karya anak bangsa, dibuat oleh R. Surahutomo Aziz Pradana. L-Flood memiliki beragam fitur, seperti tiga skala prioritas banjir, dan info posko pengungsian.

Aplikasi buatan R. Surahutomo Aziz Pradana merupakan sistem informasi peringatan dan tanggap darurat bencana banjir di Bojonegoro. Di L-Flood, banjir dapat diketahui dengan alarm pemberitahuan yang dibedakan ke tiga skala prioritas. Alarm bahaya langsung disampaikan dari aplikasi ke seluruh penduduk di Bojonegoro.

Jika banjir telah terjadi, lokasi posko pengungsian beserta panduan rute menuju ke posko juga bisa diakses dengan cepat melalui aplikasi L-Flood. Selain lokasi, informasi posko juga mencakup kapasitas, kuota penduduk saat itu, jarak, serta stok makanan dan minuman.

Dana, demikian pemuda 23 tahun ini biasa disapa, menyebutkan aplikasi L-Flood dibuat sejak Januari 2018. Butuh waktu sekitar 3-4 bulan untuk mengembangkan aplikasi ini, hingga akhirnya bisa dikenalkan ke warga di Bojonegoro.

Bojonegoro dipilih lantaran kota di Jawa Timur tersebut dekat dengan Sungai Bengawan Solo, yang merupakan salah satu sungai terbesar di Indonesia.

Aplikasi L-Flood yang sudah bisa diunduh di Google PlayStore sejak 1 April 2019, bukan karya pertama yang dihasilkan Dana. Sebelumnya, ia telah membuat beragam permainan 2D/3D, aplikasi android, aplikasi iOS dan web, maupun aplikasi berbasis Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).

L-Flood dibuat Dana bersama teman-temannya di Developer Student Clubs Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (DSC PENS). DSC merupakan program pelatihan Google dengan para mahasiswa yang bersemangat mengembangkan komunitas developers dan mendukung mereka melalui klub developers di kampus-kampus.

J-FEWS Si Peramal Banjir Jakarta

 J-FEWS atau Jakarta-Flood Early Warning System merupakan teknologi yang bisa meramalkan potensi banjir sampai tiga hari ke depan.

Dalam cara kerjanya, teknologi ini menggabungkan data-data yang di-input dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dinas PU Jakarta, dan Puslitbang Kementerian PUPR, yang berupa data curah hujan, data cuaca, dan lain sebagainya. Data-data tersebut kemudian diolah untuk melihat potensi banjir di beberapa daerah.

Teknologi J-FEWS saat ini dimiliki oleh Puslitbang Air, dan bisa diakses oleh masyarakat umum. Caranya dengan membuka laman buletin-jfews.pusair-pu.go.id. Di laman tersebut, masyarakat bisa melihat perkiraan banjir sehingga bisa membantu membuat antisipasi dalam rutinitas hariannya.#