UGM Muliakan Tukang Becak dengan Belis
Saat ini Fakultas Teknik UGM telah mengembangkan 15 prototype becak listrik. Hasil inovasi ini disumbangkan kepada paguyuban pengemudi becak di kawasan Bulaksumur.
Bertepatan dengan momentum peringatan ke -73 Hari Pendidikan Tinggi Teknik (HPTT), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meluncurkan becak listrik (belis) hasil karya dosen dan mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Mengenakan kemeja batik lengan panjang dan mengenakan kaca mata hitam, ia mengayuh becak listrik yang ditumpangi Rektor UGM, Panut Mulyono.
“Saya terima kasih atas kerja sama PLN dengan UGM, untuk membuat becak listrik. Ini kan tidak dikayuh lagi, jadi lebih manusiawi,” kata Jonan, di sela peluncuran becak listrik di UGM, Jumat 18 Januari 2019.
Dengan adanya inovasi belis diharapkan bisa lebih memanusiakan pengayuh becak, dan menekan polusi dalam jangka panjang. “Polusi juga bisa ditekan, pakai becak listrik lebih tenang suaranya,” katanya.
Sementara itu Rektor UGM, Panut Mulyono mengatakan, dengan memakai belis pengayuh becak lebih bisa dihargai dan dari sisi produktivitas bisa meningkat.
“Produktivitas semakin besar, karena tenaga diganti listrik. Jarak tempuh 1 kali charge bisa menempuh 30 kilometer. Itu sangat membantu dari sisi tukang becak, daya jelajah besar tidak harus banyak istirahat,” katanya.
Ia juga membandingkan antara becak listrik dengan becak motor (Betor). Untuk Betor ini dirasa kurang ramah lingkungan, karena memakai mesin motor yang menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) langsung.
“Bentor yang digunakan motor bukan baru, suara juga tidak nyaman. Menjadi polusi di perkotaan, karena tetap memakai BBM langsung,” katanya.
Dekan Fakultas Teknik UGM Nizam menambahkan, melalui Innovation Center for Automotive (ICA), UGM melakukan modifikasi armada becak dengan mengkonversinya menjadi becak dengan penggerak listrik.
Tanpa menghilangkan keaslian bentuk becak, konversi dilakukan dengan menambahkan komponen penggerak berupa motor listrik 1500 Watt 48 V dan baterai VRLA 48 V dengan kapasitas arus 12 Ah. Dengan baterai 12 Ah ini, becak dapat digunakan secara penuh dengan listrik untuk menempuh 30-35 kilometer untuk setiap pengisian baterai.
Pengisian daya listrik bisa dilakukan dengan mudah, yaitu dengan mencolokkan charger di becak listrik ke terminal listrik. Pengisian baterai listrik hanya berlangsung selama 3-4 jam.
“Jarak tempuh ini dapat ditingkatkan dengan mengganti atau menambahkan sistem baterai menjadi 24 Ah dengan jarak tempuh sekitar 50-60 km setiap pengisian baterai.”
Saat ini Fakultas Teknik UGM telah mengembangkan 15 prototype becak listrik. Hasil inovasi ini disumbangkan kepada paguyuban pengemudi becak di kawasan Bulak Sumur. Lebih dari itu, keberadaan belis sendiri ternyata tak hanya untuk transportasi, melainkan diharapkan menjadi ikon wisata Yogyakarta.
Ketua Paguyuban Belis, Sutaryo mengucapkan rasa terima kasih kepada UGM yang telah memberikan bantuan belis. “Terima kasih atas perhatian dan bantuan yang diberikan kepada kami,” tuturnya.
Sunarto, 88 tahun, salah satu dari 10 pengemudi becak yang hadir dan bertemu Menteri ESDM mengatakan, dirinya bisa bekerja lebih lama dengan belis. Bisanya, tenaga listrik digunakan saat jalan menanjak, sedangkan saat jalan menurun atau datar, ia akan mengayuh becak dengan tenaganya.
“Dengan belis sekarang menjadi lebih mudah. Terima kasih,” pungkas Sunarto.#