unik dan futuristik, biola listrik berbahan rotan

Rotan yang tersedia melimpah menjadi ide bagi dosen Institut Teknologi Bandung untuk membuat biola listrik. Hasilnya, karya unik dan futuristik.

 Alat musik biola umumnya memakai kayu sebagai bahan pembuatannya. Namun inovasi berbeda dilakukan Andar Bagus Sriwarno, PhD beserta tim dari Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka membuat desain produk biola listrik berbahan rotan.

Andar bersama tim mencoba kreatifitas dan imajinasi dalam merancang biola elektrik dengan desain futuristik dan ergonomis. Rotan sengaja dipilih karena karakter material kuat dan juga fleksibel. Selain rotan itu tersedia melimpah di Indonesia

 “Kenapa kita buat yang elektrik? Karena saya juga tidak berani buat mengubah-ubah desain ruang akustik. Itukan ada hitungan bakunya, jadi saya buat yang elektrik biar puas eksplorasi desainnya,” terang Andar yang bisa bermain biola ini.

Dilansir dari laman ITB https://www.itb.ac.id/news/read/56967/home/itb-ciptakan-biola-listrik-dari-rotan, produksi dari biola ini menggunakan dua bahan utama. Pertama, desainnya menggunakan rotan sebagai fingerboard atau tempat pemain biola meletakkan jarinya. Selanjutnya untuk body biola, dan penyangga utama, ia menggunakan filamen plastik ABS dari 3D-Printer.

Penggunaan filamen disebabkan oleh keterbatasan rotan dalam memenuhi bentuk yang diidamkan. “Kalau kita pakai filamen plastik dan rotan sebagai kolaborasi, ini juga bisa jadi representasi desain natural-sintetis,” terang dosen Desain Produk ITB ini.

Selain eksplorasi bentuk pada biola, Andar juga tidak melupakan kenyamanan pemain biola dalam memainkan instrumen. Karena itulah dia mendesain juga bagian biola yang melekat pada bahu. Jadi walaupun bentuknya tidak seperti biola pada umumnya, Andar menjamin kenyamanan yang sama tidak akan hilang.

Ditambah lagi, biola yang telah dibuat memiliki bobot yang tidak terlalu berat karena menggunakan teknik puzzle pada saat perakitan.

Ini berarti, tiap desain badan biola dibuat berongga sehingga tidak banyak berkontribusi pada berat biola. Biola yang bentuknya dibuat berdasarkan filosofi bentuk pohon rotan ini ia yakini akan laku di pasaran sebagai tren baru nantinya.#