Di sekolah ini calon siswa hanya perlu bayar map pendaftaran dengan botol plastik

 

Ada yang tak biasa dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMPN 1 Jogonalan, Kabupaten Klaten. Calon siswa yang mendaftar sejak Senin, 1 Juli 2019, harus membawa botol plastik bekas untuk ditukar dengan stopmap gratis.

“Kami memang meminta calon peserta didik untuk membawa botol plastik bekas ukuran 1 liter untuk ditukar dengan stopmap secara gratis di ruang informasi,” kata Kepala SMPN 1 Jogonalan, Endah Sulistyowati, dilansir dari suaramerdekasolo.com.

Bagi yang lupa belum membawa botol, bisa menyerahkan saat mengambil surat validasi pada keesokan harinya.

Endah mengatakan, langkah tersebut merupakan bagian dari program puasa plastik yang telah diterapkan di SMPN 1 Jogonalan yang telah mendapat predikat sekolah adiwiyata nasional.

Adiwiyata merupakan program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup.

Sebagai sekolah adiwiyata, SMPN 1 Jogonalan memiliki program ‘puasa plastik’. Program ini merupakan komitmen sekolah untuk mengurangi sampah plastik. Menggunakan botol plastik untuk membayar stopmap merupakan salah satu program puasa plastik yang dilakukan pihak SMPN 1 Jogonalan.

Selain bertujuan mengelola sampah plastik di lingkungan sekitar sekolah dengan baik, pihak sekolah juga ingin ambil peran dalam pengurangan sampah plastik yang sangat sulit terurai. Botol-botol itu nantinya akan dibuat ekobrik dengan diisi plastik bekas pakai agar tidak dibuang ke tempat pembuangan sampah atau di sembarang tempat, sehingga lingkungan semakin bersih.

“Saat ini, botol yang terkumpul sudah 523 dari 508 pendaftar. Sedangkan daya tampung kelas VII ada 288 siswa. Pada Masa Orientasi Sekolah (MOS) akan ada materi pembuatan ekobrik untuk semua siswa dengan program 1000 ekobrik dari Klaten untuk Indonesia,” ujar Endah.

Selain botol yang dibawa calon siswa saat pendaftaran, nantinya sekolah akan meminta anak kelas VIII dan IX serta guru dan karyawan untuk membawa masing-masing 1 botol bekas ukuran 1 liter. Jumlah total seluruh siswa mencapai sekitar 900, maka target 1000 ekobrik optimis tercapai bila ditambah botol dari guru dan karyawan sekolah.

“Rencananya, 1.000 ekobrik itu nantinya akan digunakan untuk membuat pagar taman di lahan asuh sekolah dan membuat gapura Sekolah Adiwiyata. Dengan dukungan seluruh keluarga besar SMPN 1 Jogonalan, saya optimis program puasa plastik akan tercapai sehingga sampah plastik di sekolah kami akan jauh berkurang,” tegas dia.

Program tersebut mendapat sambutan positif dari para orang tua maupun calon siswa, mengingat konsep ramah lingkungan masih jarang dipraktikkan oleh sekolah lain, terlebih saat musim pendaftaran sekolah atau PPDB. Kegiatan itu juga masuk dalam program “Student Goes to River”, yang bertujuan untuk menanamkan kepedulian siswa dalam pengelolaan sampah, khususnya sampah yang ada di sungai.

Selain program unik di atas, SMPN 1 Jogonalan saat ini sudah mewajibkan siswa untuk membawa botol minum dari rumah agar saat membeli minuman tidak menggunakan plastik. Makanan di kantin sekolah juga sudah dikondisikan agar tidak menggunakan kemasan plastik.

Aktivis lingkungan Jawa Tengah, Amalia Wulansari mengapresiasi kegiatan yang dilakukan pihak sekolah SMPN 1 Jogonalan. Meskipun menurutnya masih diperlukan kesadaran bagi para orang tua dan calon siswa.

Amalia berharap bisa muncul aturan-aturan yang mengarah pada pembatasan sampah plastik di lingkungan sekolah.

“Jadi ada kesadaran dari mereka, mengapa mereka harus membawa (botol plastik berisi sampah plastik) itu. Penting adanya pengetahuan dan kebiasaan dari mereka setelah PPDB ini,” pungkas Amalia.#