Ilustrasi. Taman Nasional Kerinci (Foto: era.id)

Keterlibatan perempuan dalam pengelolaan hutan akan memberikan dampak positif. Perempuan memiliki sifat menghidupkan dan mengayomi yang sangat melekat erat dalam diri perempuan. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa peran kaum perempuan sangat penting.

 

TOKOH INSPIRATIF – Dalam dunia pengelolaan hutan kita sering mendengar banyak sekali pandangan tentang keberadaan kaum perempuan yang dianggap tidak memiliki peran, tidak memiliki kepentingan, dan tidak memiliki kemampuan apapun dalam kegiatan dunia pengelolaan hutan.

Kaum perempuan sering sekali hanya dipandang dengan perannya dalam kegiatan rumah tangga, tidak memiliki tenaga fisik yang kuat dan cukup dalam kegiatan pengelolaan hutan.

Namun anggapan ini mampu dipatahkan oleh Rita Wati, sosok perempuan tangguh dari Provinsi Bengkulu. Perempuan sederhana berusia 49 tahun bernama Rita Wati ini mampu merangkul perempuan-perempuan di desanya untuk membangun kelompok-kelompok perempuan peduli lingkungan (KPPL) maju bersama  di desa Pal VIII Rejang Lebong. Upaya itu dilakukan sejak Juli 2017.

Kerusakan hutan yang terjadi di kawasan TN Kerinci akibat aktivitas perambahan menjadi alasan dari Rita membentuk kelompok ini. Rita mengaku sangat perihatin melihat kondisi kawasan TN Kerinci yang menurutnya sebagai aset berharga.

Dalam diskusi bertajuk ‘Belajar dan Rejang Lebong Perempuan dalam Pengelolaan Hutan’, Rita mengatakan bahwa hutan adalah segalanya bagi perempuan. Perempuan, ungkap Rita, adalah pihak yang paling dekat dengan lingkungan dan yang paling terdampak ketika terjadi bencana khususnya yang tinggal disekitar kawasan hutan.

Dalam aktivitasnya, KPPL Maju Bersama yang beranggotakan 20 orang perempuan ini berupaya agar pemanfaatan dan pengelolaan kawasan hutan selalu berpegang pada prinsip menjaga agar kawasan hutan tetap tetap lestari dengan segala pemanfaatan masyarakat.

Karena itu, Rita dan KKPL berfokus dalam pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK) seperti sayuran, buah-buahan untuk pemenuhan kebutuhan serta tanaman obat untuk tanpa harus merusak TN Kerinci.

Rita mengungkapkan bahwa saat ini KPPL maju bersama yang dibentukknya dengan rasa kepedulian dengan kawasan hutan mendapat dukungan yang positif dari pemerintah. Bekal dukungan dari pemerintah, perempuan-perempuan peduli lingkungan ini memahami jelas tentang zona-zona di dalam kawasan hutan, sehingga mampu memberikan pengenalan tentang hal tersebut kepada masyarakat masyarakat luas.

Saat ini masyarakat sudah mulai mengembangkan dan melakukan kegiatan pada zona pemanfaatan TN Kerinci yang diperuntukan untuk tujuan pemanfaatan hutan non kayu. Hal ini yakini mampu mengurangi kerusakan TN Kerinci dari aktivitas perambahan.

Keterlibatan perempuan dalam pengelolaan hutan akan memberikan dampak positif. Perempuan memiliki sifat menghidupkan dan mengayomi yang sangat melekat erat dalam diri perempuan. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa peran kaum perempuan sangat penting.

Perempuan sangat mampu menciptakan pengelolaan hutan berkelanjutan dan lestari, dengan segala hal positif yang ada dalam dirinya.***

Penulis: Yovita R Sari, Peserta Green Leaders Indonesia Batch 2